1.
Pengertian Alam Semesta
Alam
semesta atau jagad raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang
maha besar, di mana di dalamnya terjadi segala peristiwa alam yang
dapat diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkapkan
manusia.
2.
Teori Terbentuknya Alam Semesta
Alam
semesta terbentuk kira-kira ribuan juta tahun yang lalu bersamaan
dengan adanya letusan-letusan besar. Ada beberapa teori yang
menyatakan tentang terbentuknya alam semesta, antara lain sebagai
berikut.
a.
Teori Dentuman atau Teori Ledakan
Teori
Dentuman menyatakan bahwa ada suatu massa yang sangat besar yang
terdapat di jagad raya dan mempunyai berat jenis yang sangat besar,
karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya meledak dengan
hebatnya. Massa yang meledak kemudian berserakan dan mengembang
dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun massa yang berserakan membentuk
kelompok-kelompok dengan berat jenis yang relatif lebih kecil dari
massa semula. Kelompok-kelompok tersebut akhirnya menjadi galaksi
yang bergerak menjauhi titik intinya. Teori ini didukung oleh adanya
kenyataan bahwa galaksi-galaksi tersebut selalu bergerak menjauhi
intinya.
b.
Teori Big Bang
Teori
Big Bang dikembangkan oleh George Lemarie. Menurut teori ini pada
mulanya alam semesta berupa sebuah primeval atom yang berisi materi
dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika atom ini meledak dan
seluruh materinya terlempar ke ruang alam semesta. Timbul dua gaya
saling bertentangan yang satu disebut gaya gravitasi dan yang lainnya
dinamakan gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya kosmis lebih
dominan sehingga alam semesta masih akan ekspansi terus menerus.
c.
Teori Creatio Continua
Teori
Creatio Continua dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Teori
ini menyatakan bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam
semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada atau dengan kata lain
alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada
setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap.
Partikel-partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut
spiral dengan bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Partikel
yang dilahirkan lebih besar dari yang lenyap, sehingga mengakibatkan
jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam
semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritis pada 10
milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan
kabut-kabut baru. Menurut teori ini 90% materi alam semesta adalah
hidrogen dan hidrogenin, kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat
lainnya.
d.
Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori
ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu massa
ekspansi dan massa kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam
jangka waktu 30.000 juta tahun. Pada masa ekspansi terbentuklah
galaksi-galaksi serta bintang- bintangnya. Ekspansi tersebut didukung
oleh adanya tenaga-tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen
yang pada akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang kompleks.
Pada
masa kontraksi terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk
meredup sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan
menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Teori ekspansi
dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel-partikel yang ada pada
saat ini berasal dari partikel-partikel yang ada pada zaman dahulu.