Untuk
memperlancar berlangsungnya proses reaksi metabolisme dalam sel
makhluk hidup melibatkan komponen-komponen penting yang sangat
berperan sebagai penunjangnya. Tanpa komponen-komponen penunjang itu,
maka proses reaksinya tidak akan berjalan dengan lancar.
Komponen-komponen yang sangat berperan dalam proses metabolisme sel
makhluk hidup terdiri atas enzim, Adenosin Trifosfat (ATP), reaksi
oksidasi reduksi dengan penjelasan sebagai berikut.
1.
Enzim
Enzim
merupakan senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan oleh
sel dan berperan sebagai katalisator yang dinamakan biokatalisator.
Jadi, enzim dapat mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi
kimia yang berlangsung di dalam sel. Perlu Anda ingat, walaupun enzim
dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak
harus berada di dalam sel. Reaksi yang dapat dikendalikan oleh enzim
antara lain respirasi, fotosintesis, pertumbuhan, dan perkembangan,
kontraksi otot, pencernaan dan fiksasi nitrogen.
Secara
kimia enzim terdiri atas dua bagian (enzim lengkap/holoenzim), yaitu
bagian protein (apoenzim) dan bagian bukan protein (gugus prostetik)
yang dihasilkan dalam sel makhluk hidup. Jika gugus prostetiknya
berasal dari senyawa organik kompleks (misalnya, NADH, FADH, koenzim
A dan vitamin B) disebut koenzim, apabila berasal dari senyawa
anorganik (misalnya, besi, seng, tembaga) disebut kofaktor. Apakah
semua senyawa organik yang dihasilkan oleh makhluk hidup adalah
enzim? Apa ciri-cirinya? Senyawa organik yang merupakan enzim
memiliki ciri-ciri yaitu enzim adalah protein, diperlukan dalam
jumlah yang sedikit, dapat digunakan berulang kali, bekerja secara
khusus, rusak oleh panas, dan sensitif terhadap keadaan lingkungan
yang terlalu asam atau terlalu basa.
Enzim
memiliki sifat khusus, yaitu hanya dapat mengakatalisis suatu reaksi
tertentu, sebagai contoh enzim lipase hanya dapat mengkatalisis
reaksi perubahan dari lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
Reaksinya sebagai berikut.
Sifat
khusus enzim lainnya adalah tidak ikut bereaksi, artinya enzim hanya
memproses substrat (contohnya, lemak) menjadi produk (contohnya,
gliserol dan asam lemak) tanpa ikut mengalami perubahan dalam reaksi
itu. Bahan tempat kerja enzim disebut substrat dan hasil dari reaksi
disebut produk. Dengan demikian enzim dapat digunakan kembali untuk
mengkatalisis reaksi yang sama, berikutnya. Mekanisme kerja enzim
dapat Anda lihat pada Gambar berikut.
|
Hubungan enzim dan substrat
|
Secara
sederhana cara kerja enzim dapat digambarkan dengan kunci dan gembok.
Kompleks enzim dapat tumbuh pada substrat karena pada permukaan enzim
terdapat sisi aktif. Sisi aktif tersebut mempunyai konfigurasi aktif
tertentu dan hanya substrat tertentu yang dapat bergabung dan
menyebabkan enzim dapat bekerja secara spesifik. Secara sederhana
reaksi enzim dituliskan:
Sifat-sifat
enzim selain sebagai biokatalisator dan sebagai suatu protein, enzim
mempunyai sifat yaitu berperan tidak bolak-balik. Artinya enzim dapat
bekerja menguraikan suatu substrat menjadi substrat tertentu dan
tidak sebaliknya dapat menyusun substrat sumber dari hasil
penguraian, misalya enzim protease dapat menguraikan protein menjadi
asam amino, tetapi tidak menggabungkan asam aminonya menjadi protein.
2.
Adenosin Trifosfat (ATP)
Adenosin
Trifosfat (ATP) merupakan senyawa kimia berenergi tinggi, tersusun
dari ikatan adenin purin terikat pada gula yang mengandung 5 atom C,
yaitu ribose dan tiga gugus fosfat. Meskipun digolongkan sebagai
molekul berenergi tinggi, ikatan kimianya labil dan mudah melepaskan
gugus fosfatnya. Pada saat sel membutuhkan energi, ATP dapat segera
dipecah melalui reaksi hidrolisis (reaksi dengan air) dan terbentuk
energi yang sifatnya mobil sehingga dapat diangkut dan digunakan oleh
seluruh bagian sel tersebut.
Agar
lebih jelas untuk memahami struktur molekul ATP, perhatikan baik-baik
Gambar berikut!
|
Struktur molekul ATP |
Energi
yang dikandung ATP, jika akan digunakan terlebih dahulu dipecah
melalui reaksi hidrolisis dengan cara melepaskan 2 ikatan fosfat,
yaitu antara ikatan fosfat kedua dan ketiga kemudian dihasilkan
Adenosin Difosfat (ADP). Pada reaksi hidrolisis tersebut akan
dihasilkan energi yang dapat digunakan oleh sel untuk berbagai
aktivitasnya. Perubahan ATP menjadi ADP diikuti dengan pembebasan
energi sebanyak 7,3 kalori/ mol. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP
merupakan reaksi yang dapat balik, reaksinya sebagai berikut.
Karena
fungsi ATP sebagai penyimpan energi yang sewaktu-waktu siap digunakan
dan bersifat universal (reaksi bolak balik), maka disebut sebagai
universal energy carrier. Sel dalam menggunakan energi ATP tersebut
sangat efektif karena hanya berlangsung satu sistem yaitu dengan
hanya mengambil energi dari sumber ATP.
3.
Reaksi Oksidasi-Reduksi (Redoks)
Reaksi
metabolik yang terjadi dalam sel melibatkan reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi. Apa yang dimaksud reaksi oksidasi dan reaksi reduksi
itu? Reaksi oksidasi adalah suatu reaksi yang melibatkan oksigen
dengan pelepasan elektron dari satu atom atau senyawa, sebaliknya
reaksi reduksi adalah suatu reaksi yang melibatkan oksigen dengan
penambahan elektron dari satu atom atau senyawa.
Di
dalam sel, kedua reaksi tersebut terjadi secara bersamaan (simultan),
artinya jika elektron dipindahkan dari molekul sebagai pemberi
(donor) elektron maka ada molekul lain yang bertindak sebagai
penerima (akseptor) elektron. Dengan demikian, donor elektron menjadi
molekul yang teroksidasi sedangkan akseptor menjadi molekul yang
tereduksi. Reaksi simultan antara oksidasi dan reduksi disebut dengan
reaksi redoks. Terjadinya reaksi redoks dalam sel, dapat Anda lihat
pada Gambar berikut ini.
|
Reaksi oksidasi reduksi (redoks) |
Pada
umumnya, reaksi redoks yang terjadi di dalam sel merupakan reaksi
dengan terjadinya pemindahan elektron dalam bentuk hidrogen (H+
) yang mengandung satu proton (e- ). Ada dua koenzim yang
penting dalam reaksi Redoks pada metabolisme sel yang bertindak
sebagai pembawa elektron (elektron carriers), yaitu koenzim
Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD) dan Flavin Adenin Dinukleotida
(FAD). Per-hatikanlah struktur NAD seperti pada Gambar berikut.
|
Struktur NAD |
Kedua
koenzim tersebut mempunyai struktur yang serupa (identik), jika
molekul NAD direduksi menjadi molekul NADH2 maka dua
elektron (H2+ ) dan satu proton (e- ) akan
ditambahkan ke dalam molekul NAD menjadi NADH2 . Selama
perpindahan elektron tersebut dalam suatu seri reaksi berantai akan
menghasilkan energi tinggi dalam bentuk ATP yang siap digunakan oleh
sel.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat diketahui bahwa proses metabolisme dalam sel
makhluk hidup terjadi reaksi yang sifatnya pemecahan senyawa ikatan
kimia kompleks menjadi senyawa ikatan kimia sederhana, yang disebut
reaksi katabolisme.