• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Daftar Isi

Ilmu Sains

Media Pembelajaran Ilmu Sains | Biologi, Fisika, Geografi, Kimia, dan Matematika

  • Home
  • Biologi
  • Fisika
  • Kimia
  • Geografi
  • Matematika
  • Makalah
  • Berita
  • Ilmuan
Home » geografi » iklim » mateorologi » materi » Klasifikasi Awan

Klasifikasi Awan

garismasuk
Add Comment
geografi, iklim, mateorologi, materi
Senin, 23 Maret 2015
Awan digolongkan menurut metode pembentukan awan dan menurut ketinggian dasar awan. Menurut metode pembentukan awan digolongkan menjadi awan stratiform dan awan cumuliform, sedangkan menurut ketinggian dasar awan digolongkan menjadi awan rendah, awan menengah, dan awan tinggi.

1. Klasifikasi Awan Menurut Metode Pembentukan

System awan dikendalikan oleh gerak udara vertical yang disebabkan oleh konveksi, orografi, konvergensi, dan front. Klasifikasi awan menurut pembentukannya adalah :
  1. Stratiform yang menyebabkan hujan kontinu, dikaitkan dengan kenaikan udara skala luas akibat danya front, kenaikan topografi, atau konvergensi horizontal skala luas. Awan ini timbuh dengan lambat, arus vetikal luas, dan terjadi pada area yang nisbi kecil.
  2. Cumuliform yang menyebabkan hujan deras ( showery ) dikaitkan dengan konveksi skala cumulus yang terlokalisasi dalam udara labil.

2. Klasifikasi Awan Menurut Ketinggian Dasar Awan

Klasifikasi awan yang biasa digunakan adalah klasifikasi Howard. Klasifikasi awan menurut ketinggian dasar awan dijelaskan sebagai berikut.
  1. Awan rendah, mempunyai ketinggian dasar awan kurang dari 2 km, biasanya dipakai kata ‘strato’ atau ‘stratus’. Contohnya Nimbustratus (Ns), Stratocumulus (Sc), dan Stratus (St).
  2. Awan menengah, mempunyai ketinggian dasar awan antara 2 dan 6 km, biasanya diawali dengan kata ‘alto’. Contohnya Altocumulus (Ac) dan Altostratus (As).
  3. Awan tinggi, mempunyai ketinggian dasar awan diatas 6 km,biasanya ditandai dengan awalan ‘cirro’ atau ‘cirrus’. Contohnya Cirrostratus (Cs), Cirrocumulus (Cc), dan Cirrus (Ci).

Kadang-kadang awan berbentuk lapisan yang luas, halus, dan merata sebagai petunjuk bahwa udara di daerah tersebut secara keseluruhan naik ke atas dengan lambat, awan ini disebut awan stratus (St) atau ‘awan lapisan’. Seringkali awan menyebar bagaikan kapuk putih yang melayang di udara dan berkelompok sendiri, bentuk ini disebut ‘awan cumulus’ (Cu). Awan cumulonimbus (Cb) adalah awan cumulus yang besar, ganas, menjulang tinggi sebagai awan hujan. Dasar awan cumulonimbus antara 100 dan 600 m, sedangkan puncaknya tropopause. Dalam awan cumulonimbus terdapat batu es (hail), guruh, kilat, hujan deras, dan kadang-kadang terjadi angin ribut.

Awan cumulus congestus seperti awan cumulonimbus, tetapi bedanya cumulus congestus belum cukup tinggi sehingga belum terbentuk puncak yang berwarna putih. Stratocumulus merupakan pecahan dari awan cumulus, bentuknya seprti kapas berserakan dengan tinggi dasar awan sekitar 2.000 m.


Awan altocumulus mempunyai dasar awan lebih tinggi daripada stratocumulus. Awan ini terlihat berserakan merata dan bergumpal- gumpal berwarna putih dan hitam. Jika ketebalannya cukup maka awan ini dapat menimbulkan hujan. Awan altostratus adalah awan menengah yang merata dan dapat berupa lapisan-lapisan yang tebal, karenanya pada musim hujan awan ini dapat menimbulkan hujan merata, ringan, sampai sedang dan berlangsung terus menerus. Awan cirrus adalah awan tingi di atas 10 km, warnanya putih dan terdiri atas Kristal es dan awan ini tidak akan menimbulkan hujan.

Tweet

0 Tanggapan untuk "Klasifikasi Awan"

Komentar Anda ...?

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kami Juga ada di Facebook

Sains Mini

Materi Pilihan

  • Penjelasan mengenai Reaksi Inti (Fisi dan Fusi)
  • Penjelasan tentang Hukum Coulomb dan Contoh Soalnya
  • Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum
  • Kulit, Penjelasan, Lapisan dan Fungsinya
  • 19 Ilmu Penunjang Geografi
Diberdayakan oleh Blogger.

Saran Materi

Kategori

fisika (169) manusia (50) astronomi (23) iklim (17) tumbuhan (17) kingdom animalia (14) energi (12) hidrosfer (11) sel (11) cuaca (9) pencernaan (9) darah (7) hewan (7) penyakit (7) pernapasan (6) metabolisme (5) organ (5) peta (5) jaringan (4) tulang (4) indra (3) atmosfer (2) ekosistem (2) tata surya (2) teknologi (2) SIG (1) budaya (1) bumi (1) hormon (1) jantung (1) otot (1) respirasi (1) saraf (1)
Copyright 2014 Ilmu Sains - All Rights Reserved Biologi Indonesia - Powered by Blogger