• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Daftar Isi

Ilmu Sains

Media Pembelajaran Ilmu Sains | Biologi, Fisika, Geografi, Kimia, dan Matematika

  • Home
  • Biologi
  • Fisika
  • Kimia
  • Geografi
  • Matematika
  • Makalah
  • Berita
  • Ilmuan
Home » astronomi » fisika » gerhana » Fakta-fakta tentang Gerhana

Fakta-fakta tentang Gerhana

garismasuk
Add Comment
astronomi, fisika, gerhana
Selasa, 08 September 2015
Disini yang dimaksud adalah jumlah gerhana, baik gerhana matahari maupun bulan adalah gerhana yang terjadi di bumi secara keseluruhan, bukan hanya pada satu daerah tertentu di bumi. Kemudian yang dimaksud dengan setahun adalah sejak 1 Januari hingga 31 Desember. Namun terkadang kita bisa mendefinisikan 1 tahun untuk konteks disini sebagai 365 hari, dimana tanggal pertama tidak selalu 1 Januari. Bisa saja 1 tahun disini adalah misalnya sejak 30 Juli 1916 hingga 29 Juli 1917.

Dalam satu tahun kalender (1 Januari hingga 31 Desember), bisa terjadi hingga 5 kali gerhana matahari, seperti yang terjadi pada tahun 1805, 1935, dan Insya Allah tahun 2206. Namun demikian dalam rentang 365 hari, bisa terjadi 5 kali gerhana matahari, seperti dalam rentang antara 30 Juli 1916 hingga 29 Juli 1917, yaitu:
  1. 30 Juli 1916 A
  2. 24 Desember 1916 P
  3. 23 Januari 1917 P
  4. 19 Juni 1917 P
  5. 19 Juli 1917 P.

Dalam setahun kalender, bisa terjadi hingga 3 kali gerhana bulan total, seperti yang terjadi pada tahun 1982. Sementara itu dalam rentang 365 hari, juga bisa terjadi 3 kali gerhana bulan total, seperti dalam rentang antara 21 Januari 2000 hingga 20 Januari 2001, yaitu:
  1. 21 Januari 2000
  2. 16 Juli 2000
  3. 9 Januari 2001.
Kali ini akan ditinjau jumlah gerhana (bulan dan matahari) yang terjadi dalam setahun kalender. Paling sedikit terdapat empat gerhana, yaitu dua gerhana matahari dan dua gerhana bulan. Untuk gerhana bulan ini, satu atau kedua gerhana bulan dapat berupa gerhana penumbra. Contohnya pada tahun 1995.
  1. 15 April p
  2. 29 April A
  3. 8 Oktober pen
  4. 24 Oktober T.
Jumlah maksimum gerhana dalam setahun adalah 7 buah, dan ini terjadi dalam 4 kemungkinan sebagai berikut:
  1. 5 gerhana matahari + 2 gerhana bulan, seperti pada tahun 1935, 2206.
  2. 4 gerhana matahari + 3 gerhana bulan, seperti pada tahun 1982, 2094.
  3. 3 gerhana matahari + 4 gerhana bulan, seperti pada tahun 1973, 2038.
  4. 2 gerhana matahari + 5 gerhana bulan, seperti pada tahun 1879, 2132.

Sebagai contoh, pada tahun 1982 terjadi 7 buah gerhana yaitu 4 gerhana matahari dan 3 gerhana bulan yang bentuknya sebagai berikut:
  1. 9 Januari gerhana bulan total
  2. 25 Januari gerhana matahari parsial
  3. 21 Juni gerhana matahari parsial
  4. 6 Juli gerhana bulan total
  5. 20 Juli gerhana matahari parsial
  6. 15 Desember gerhana matahari parsial
  7. 30 Desember gerhana bulan total

Seperti telah sampaikan di atas, dalam setahun kalender, maksimum terdapat 5 kali gerhana matahari. Dalam rentang 4000 tahun sejak tahun –600 hingga tahun 3400, secara perhitungan hanya terdapat 14 tahun yang memiliki 5 kali gerhana matahari dalam setahun, yaitu tahun –568, –503, –438, –373, 1255, 1805, 1935, 2206, 2709, 2774, 2839, 2904, 3295 dan 3360. Catat bahwa distribusi tahunnya tidak beraturan: ada tiga kasus dari tahun –568 hingga –438 (rentang 130 tahun) dan tiga kasus dari tahun 2709 hingga 2839 (rentang 130 tahun), tetapi tidak terjadi sejak tahun –373 hingga 1255 (rentang lebih dari 1600 tahun). Untuk keempat belas tahun di atas, empat dari lima gerhana dalam setahun adalah tipe parsial atau P, sisa tipe gerhana adalah tipe cincin atau A (seperti pada tahun 1935) atau tipe total (seperti pada tahun 2774).

Jumlah gerhana matahari paling sedikit dalam setahun adalah dua kali. Kedua–duanya dapat berupa gerhana matahari parsial, sebagaimana pada tahun 1996 dan 2004. Jumlah maksimum gerhana bulan dalam setahun kalender adalah lima buah. Dalam rentang 900 tahun antara tahun 1600, ada lima gerhana bulan setahun pada tahun–tahun berikut ini: 1676, 1694, 1749, 1879, 2132, 2262 dan 2400. Pada kasus–kasus di atas, kebanyakan empat dari lima gerhana bulan bertipe penumbra.

Jumlah gerhana bulan paling sedikit dalam setahun adalah dua buah. Keduanya dapat berupa gerhana penumbra, sebagaimana pada tahun 1966 dan 2016. Seluruh gerhana matahari dalam satu tahun dapat berupa tipe P, sebagai contoh pada tahun 1996 (dua gerhana), tahun 2018 (tiga gerhana) dan tahun 2000 (empat gerhana). Pada tahun–tahun tersebut, tidak ada gerhana total atau cincin.

Dalam setahun, maksimum terdapat dua kali gerhana matahari total. Contohnya, Insya Allah pada tahun 2057. Adalah tidak mungkin terdapat tiga gerhana matahari total dalam setahun, bahkan jika kita masukkan gerhana dengan tipe A–T dan (T). Sementara itu untuk gerhana matahari cincin, bisa terdapat dua kali dalam setahun, sebagai contoh pada tahun 1951 dan 1973. Jumlah maksimum gerhana matahari cincin yang "murni" dalam setahun adalah dua kali. Yang dimaksud dengan gerhana cincin yang "murni" , yaitu jika tipe A–T (cincin–total) tidak dimasukkan. Namun jika tipe A–T dimasukkan, jumlah maksimum gerhana matahari cincin (yaitu tipe A dan tipe A–T) dalam setahun ada tiga kali. Untuk kasus tiga kali ini, bisa terdapat satu cincin dan dua cincin–total, atau dua cincin dan satu cincin–total. Antara tahun – 2000 hingga tahun 1700, terdapat 10 buah tahun yang berisi tiga gerhana cincin ini dalam setahun, yaitu tahun –1944, –484, –400, –139, 1144, 1228, 1339, 1405, 1489 dan tahun 1966.

Telah umum diketahui bahwa gerhana matahari dan bulan memiliki keteraturan setelah suatu periode waktu selama 223 lunasi (1 lunasi = rata–rata 1 bulan sinodik = 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik) atau sekitar 6585 1/3 hari, yaitu 18 tahun, 10 atau 11 hari dan 8 jam. Ini dikenal sebagai peride Saros. Adanya tambahan sebesar 8 jam tersebut yang setara dengan bujur 120 derajat menyebabkan daerah visibilitas gerhana matahari setelah satu periode tersebut akan bergeser sebesar kira–kira bujur geografis 120 derajat ke arah barat. Sebagai contoh, peta gerhana matahari total pada tanggal 3 November 1994 serta gerhana total berikutnya setelah satu periode Saros pada tanggal 13 November 2012. Pada gerhana pertama, lintasan total melewati Amerika Selatan, Samudra Atlantik hingga selatan Afrika, sedangkan pada gerhana kedua melewati sebagian Australia dan Samudra Pasifik.

Selain periode Saros, ada pula yang disebut sebagai periode 358 lunasi, atau 29 tahun kurang 20 hari, yang dikenal sebagai periode Inex. Periode Inex ini sama dengan 388,5 revolusi draconic (dari node ke node). Pecahan 0,5 ini memiliki konsekuensi bahwa periode Inex mengambil tempat bergantian, antara satu node dengan node yang lain. Sehingga, sebuah gerhana matahari yang terlihat di belahan bumi utara, maka setelah satu periode Inex, gerhana matahari berikutnya akan terlihat di belahan bumi selatan. Satu Inex berikutnya akan kembali ke belahan bumi utara. Sebagai contoh:
  1. 6 Mei 1845 gerhana cincin, terlihat di Laut Arktik, titik turun bulan
  2. 16 April 1874, gerhana total, terlihat di Antartika, titik naik bulan
  3. 29 Maret 1903, gerhana cincin, terlihat di Siberia, titik turun bulan
  4. 7 Maret 1932, gerhana cincin, terlihat di Antartika, titik naik bulan
  5. 15 Februari 1961, gerhana total, terlihat di Rusia, titik turun bulan
  6. 26 Januari 1990, gerhana cincin, terlihat di Antartika, titik naik bulan, dan seterusnya.


Ada pula periode yang disebut sebagai Semester, yang sama dengan 6 lunasi, sekitar 177 hari atau 0,49 tahun. Mirip seperti Inex, terjadi perubahan titik naik/turun bulan (node) dari satu gerhana ke gerhana berikutnya. Misalnya sebuah gerhana matahari terjadi di dekat salah satu kutub bumi, gerhana berikutnya setelah satu semester mengambil tempat di belahan bumi lainnya, namun secara umum dekat ke ekuator, begitu seterusnya.

Periode yang lain adalah Tritos yang memiliki periode 135 lunasi atau 11 tahun dikurangi satu bulan. Pergeseran terhadap titik node cukup kecil, hanya sekitar 0,5 derajat setelah satu Tritos. Sebagai contoh siklus Tritos berikut ini:
  1. 12 September 1931, parsial, belahan bumi utara
  2. 12 Agustus 1942, parsial, belahan bumi selatan
  3. 11 Juli 1953, parsial, belahan bumi utara
  4. 10 Juni 1964, parsial, belahan bumi selatan
  5. 11 Mei 1975, parsial, belahan bumi utara
  6. 9 April 1986, parsial, belahan bumi selatan
  7. 9 Maret 1997, total, belahan bumi utara
  8. 7 Februari 2008, cincin, belahan bumi selatan
  9. 6 Juni 2019, parsial, belahan bumi utara
  10. 5 Desember 2029, parsial, belahan bumi selatan
  11. 4 November 2040, parsial, belahan bumi utara
  12. 4 Oktober 2051, parsial, belahan bumi selatan, dan seterusnya.

Siklus lain yang terkenal adalah siklus Meton sebesar 235 lunasi atau 19 tahun. Setelah 19 tahun, fase bulan akan terulang pada tanggal kalender yang hampir sama. Siklus Meton adalah periodisitas yang baik untuk menentukan dengan cepat fase bulan pada masa lalu atau masa depan. Sebagai contoh, 190 tahun (10 siklus Meton) setelah gerhana matahari total pada fase bulan baru (new moon) 11 Juli 1991, maka akan didapatkan pula fase bulan baru pada 11 Juli 2181. Akan tetapi tidak ada gerhana matahari pada tanggal yang disebutkan terakhir ini. Karena itu siklus Meton tidak terlalu berguna untuk memprediksi terjadinya gerhana. Sebagai contoh, siklus Meton berikut ini yang berisi lima gerhana.
  1. 12 Agustus 1923, tidak ada gerhana
  2. 12 Agustus 1942, parsial
  3. 11 Agustus 1961, cincin
  4. 10 Agustus 1980, cincin
  5. 11 Agustus 1999, total
  6. 11 Agustus 2018, parsial
  7. 11 Agustus 2037, tidak ada gerhana

Tweet

0 Tanggapan untuk "Fakta-fakta tentang Gerhana "

Komentar Anda ...?

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kami Juga ada di Facebook

Sains Mini

Materi Pilihan

  • Sejarah Superkonduktor, Teori dan Sifat-sifatnya
  • Simpangan, Kecepatan, dan Percepatan pada Pegas
  • Penjelasan mengenai Rapat Energi Listrik dan Magnetik
  • Penjelasan tentang Unsur-unsur Peta
  • Pengertian Alat Optik dan Macam-macamnya
Diberdayakan oleh Blogger.

Saran Materi

Kategori

fisika (169) manusia (50) astronomi (23) iklim (17) tumbuhan (17) kingdom animalia (14) energi (12) hidrosfer (11) sel (11) cuaca (9) pencernaan (9) darah (7) hewan (7) penyakit (7) pernapasan (6) metabolisme (5) organ (5) peta (5) jaringan (4) tulang (4) indra (3) atmosfer (2) ekosistem (2) tata surya (2) teknologi (2) SIG (1) budaya (1) bumi (1) hormon (1) jantung (1) otot (1) respirasi (1) saraf (1)
Copyright 2014 Ilmu Sains - All Rights Reserved Biologi Indonesia - Powered by Blogger