Dalam
Pembuatan suatu peta, khususnya peta tematik diperlukan beberapa
tahapan atau proses, yang dimulai dari persiapan (pengumpulan data),
pengolahan data, sampai pencetakan dalam wujud peta tematik. Proses
pembuatan peta meliputi secara sederhana dapat dilakukan dengan 3
tahapan, sebagai berikut.
1.
Tahap Pengumpulan Data
Data-data
geografis yang digunakan sebagai sumber dari pembuatan peta ada dua
macam yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
observasi secara langsung di lapangan dengan cara pengukuran,
pengamatan, pembuatan sketsa, dan wawancara terhadap penduduk
setempat.
Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
observasi secara tidak langsung, artinya data diperoleh dari foto,
peta, dan dokumentasi yang sudah ada pada suatu instansi terkait.
Misalnya data sekunder dari dokumentasi milik Direktorat Topografi
(Dittop) TNI-AD, Pusat Survei Pemetaan (Pussurta), Badan Pusat
Statistik (BPS), Badan Pertanahan Negara (BPN), Badan Meteorologi
dan Geofisika (BMG), Dinas Pertanian, Dinas Pertambangan, dan
lembaga-lembaga lain atau lembaga pemerintah setempat.
2.
Tahap Pemetaan atau Penyajian Data
Data
yang telah terkumpul dapat dianalisis dengan komputer dan hasilnya
disimpan, selanjutnya hasil analisis data tersebut dicocokkan kembali
dengan keadaan di lapangan. Tahap ini diawali dengan menyiapkan peta
dasar untuk digandakan menjadi peta baru yang akan digunakan untuk
peta tematik. Proses menggambar peta dasar menjadi peta yang baru
dapat dilakukan dengan cara memfotokopi atau disalin/digambar pada
kertas yang lain dengan menggunakan pantograph, atau dengan
garis-garis koordinat (kotak-kotak). Setelah peta dasar selesai
dibuat, langkah berikutnya adalah penyajian data dengan cara
menggambarkan simbol-simbol yang sesuai antara objek geografis di
lapangan dengan objek di peta. Misalnya simbol arsir bertingkat,
simbol lingkaran, simbol batang, atau simbol gambar. Simbol peta
tematik hendaknya dirancang dengan baik, benar, dan sesuai, agar
tujuan pemetaan dapat tercapai, menarik, bersih, dan mudah dibaca.
3.
Penyajian Kembali dalam Bentuk Grafis
Pada
tahap ini dilakukan pemasukan atau input data yang telah diperoleh
dari lapangan, sehingga dapat diinformasikan kepada pembaca peta
dalam bentuk grafis. Misal peta persebaran jumlah penduduk kecamatan
X tahun 2006 diperoleh data jumlah penduduk sebagai berikut.
|
Ditentukan 1 dot = 100 orang |
Perhatikan
gambar di bawah ini!
|
Ket : 1 dot = 100 orang |
Pembuatan
suatu peta harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain sebagai
berikut.
Peta harus conform, artinya bentuk-bentuk daerah, pulau, dan benua
yang digambar pada peta harus sama seperti bentuk aslinya di
permukaan bumi.
Peta harus ekuivalen, artinya daerah yang digambar harus sama
luasnya jika dikalikan dengan skala peta.
Peta harus ekuidistan, artinya jarak yang digambar di peta harus
tepat perbandingannya dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi
setelah dikalikan dengan skala.
Data yang disajikan harus lengkap dan teliti.
Peta yang tersaji tidak membingungkan dan mudah dimengerti
maksudnya.
Peta harus rapi, indah, dan menarik.
Demikianlah materi tentang Tahapan atau Proses Pembuatan Peta ini saya sampaikan, semoga bermanfaat ...