• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Daftar Isi

Ilmu Sains

Media Pembelajaran Ilmu Sains | Biologi, Fisika, Geografi, Kimia, dan Matematika

  • Home
  • Biologi
  • Fisika
  • Kimia
  • Geografi
  • Matematika
  • Makalah
  • Berita
  • Ilmuan
Home » fisika » gelombang » kelas 12 » materi » Penjelasan dan Rumus Gelombang Stasioner

Penjelasan dan Rumus Gelombang Stasioner

garismasuk
1 Comment
fisika, gelombang, kelas 12, materi
Minggu, 01 Maret 2015
Gelombang stasioner disebut juga gelombang berdiri atau gelombang tegak, merupakan jenis gelombang yang bentuk gelombangnya tidak bergerak melalui medium, namun tetap diam. Gelombang ini berlawanan dengan gelombang berjalan atau gelombang merambat, yang bentuk gelombangnya bergerak melalui medium dengan kelajuan gelombang. Gelombang diam dihasilkan bila suatu gelombang berjalan dipantulkan kembali sepanjang lintasannya sendiri.

Pada dua deret gelombang dengan frekuensi sama, memiliki kelajuan dan amplitudo yang sama, berjalan di dalam arah-arah yang berlawanan sepanjang sebuah tali, maka persamaan untuk menyatakan dua gelombang tersebut adalah:

y1 = A sin ( kx − ω t )
y2 = A sin ( kx + ω t )

Resultan kedua persamaan tersebut adalah:

y = y 1 + y 2 = A sin( kx − ω t ) + A sin ( kx + ω t )
(1.0)
Dengan menggunakan hubungan trigonometrik, resultannya menjadi:

y = 2A sin kx cos ω t
(1.1)
Persamaan (1.1) adalah persamaan sebuah gelombang tegak (standing wave). Ciri sebuah gelombang tegak adalah kenyataan bahwa amplitudo tidaklah sama untuk partikel- partikel yang berbeda-beda tetapi berubah dengan kedudukan x dari partikel tersebut. Amplitudo (persamaan (1.1)) adalah 2ym sin kx, yang memiliki nilai maksimum 2ym di kedudukan-kedudukan, di mana:

dan seterusnya
atau dan seterusnya

Titik tersebut disebut titik perut, yaitu titik-titik dengan pergeseran maksimum. Sementara itu, nilai minimum amplitudo sebesar nol di kedudukan-kedudukan di mana:
kx = π , 2 π , 3 π , dan seterusnya
atau dan seterusnya
Titik-titik tersebut disebut titik simpul, yaitu titik-titik yang pergeserannya nol. Jarak antara satu titik simpul dan titik perut berikutnya yaitu seperempat panjang gelombang.

1. Gelombang Stasioner pada Tali dengan Ujung Tetap


Refleksi sebuah pulsa di ujung tetap sebuah tali
Refleksi sebuah pulsa
di ujung tetap sebuah tali

Gambar diatas menunjukkan refleksi sebuah pulsa gelombang pada tali dengan ujung tetap. Ketika sebuah pulsa sampai di ujung, maka pulsa tersebut mengarahkan semua gaya yang arahnya ke atas pada penopang, maka penopang memberikan gaya yang sama tapi berlawanan arahnya pada tali tersebut (menurut Hukum III Newton). Gaya reaksi ini menghasilkan sebuah pulsa di penopang, yang berjalan kembali sepanjang tali dengan arah berlawanan dengan arah pulsa masuk. Dapat dikatakan bahwa pulsa masuk direfleksikan di titik ujung tetap tali, di mana pulsa direfleksikan kembali dengan arah pergeseran transversal yang dibalik. Pergeseran di setiap titik merupakan jumlah pergeseran yang disebabkan oleh gelombang masuk dan gelombang yang direfleksikan.

Karena titik ujung tetap, maka kedua gelombang harus berinterferensi secara destruktif di titik tersebut sehingga akan memberikan pergeseran sebesar nol di titik tersebut. Maka, gelombang yang direfleksikan selalu memiliki beda fase 180o dengan gelombang masuk di batas yang tetap.

Dapat disimpulkan, bahwa ketika terjadi refleksi di sebuah ujung tetap, maka sebuah gelombang mengalami perubahan fase sebesar 180o. Hasil superposisi gelombang datang (y1), dan gelombang pantul (y2), pada ujung tetap, berdasarkan persamaan (1.1) adalah:

y = 2A sin kx cos ω t

y = Ap cos ω t
(1.2)
Ap = 2A sin kx
(1.3)

2. Gelombang Stasioner pada Tali dengan Ujung Bebas

Refleksi sebuah pulsa di ujung bebas sebuah tali yang diregangkan
Refleksi sebuah pulsa di
ujung bebas sebuah tali
yang diregangkan.

Refleksi sebuah pulsa di ujung bebas pada sebuah tali yang diregangkan terlihat pada Gambar diatas. Pada saat pulsa tiba di ujung bebas, maka pulsa memberikan gaya pada elemen tali tersebut. Elemen ini dipercepat dan inersianya mengangkut gaya tersebut melewati titik kesetimbangan. Di sisi lain, gaya itu juga memberikan sebuah gaya reaksi pada tali. Gaya reaksi ini menghasilkan sebuah pulsa yang berjalan kembali sepanjang tali dengan arah berlawanan dengan arah pulsa yang masuk. Dalam hal ini refleksi yang terjadi adalah di sebuah ujung bebas.

Pergeseran maksimum partikel-partikel tali akan terjadi pada ujung bebas tersebut, di mana gelombang yang masuk dan gelombang yang direfleksikan harus berinterferensi secara konstruktif. Maka, gelombang yang direfleksikan tersebut selalu sefase dengan gelombang yang masuk di titik tersebut. Dapat dikatakan, bahwa pada sebuah ujung bebas, maka sebuah gelombang direfleksikan tanpa perubahan fase.

Jadi, sebuah gelombang tegak yang terjadi di dalam sebuah tali, maka akan terdapat titik simpul di ujung tetap, dan titik perut di ujung bebas. Hasil superposisi gelombang datang dan gelombang pantul pada ujung bebas adalah:
y = y1 + y2
dengan:

y1 = A sin (kx – ω t) dan y2 = -A sin (kx + ω t)

maka:
y = [ A sin ( kx − ω t ) − sin ( kx + ω t ) ]
y = 2A cos kx sin ω t
(1.4)
y = Ap sin ω t
(1.5)
Ap = 2A cos k x
(1.6)

Demikianlah materi tentang  Gelombang Stasioner ini saya sampaikan, semoga bermanfaat ...

Tweet

1 Response to "Penjelasan dan Rumus Gelombang Stasioner"

  1. Unknown28 April 2016 pukul 19.34

    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Komentar Anda ...?

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kami Juga ada di Facebook

Sains Mini

Materi Pilihan

  • Indra Pendengaran Manusia (Telinga)
  • Pengertian dan Penjelasan Transpor Aktif (Endositosis dan Eksositosis)
  • Senyawa Hidrokarbon (Alkana, Alkena dan Alkuna)
  • Penjelasan Mengenai Mulut Sebagai Sistem Pencernaan Manusia
  • Pertumbuhan Primer pada Tumbuhan
Diberdayakan oleh Blogger.

Saran Materi

Kategori

fisika (169) manusia (50) astronomi (23) iklim (17) tumbuhan (17) kingdom animalia (14) energi (12) hidrosfer (11) sel (11) cuaca (9) pencernaan (9) darah (7) hewan (7) penyakit (7) pernapasan (6) metabolisme (5) organ (5) peta (5) jaringan (4) tulang (4) indra (3) atmosfer (2) ekosistem (2) tata surya (2) teknologi (2) SIG (1) budaya (1) bumi (1) hormon (1) jantung (1) otot (1) respirasi (1) saraf (1)
Copyright 2014 Ilmu Sains - All Rights Reserved Biologi Indonesia - Powered by Blogger