Gaya antarmolekul mempengaruhi sifat fisik dari suatu zat atau senyawa. Beberapa sifat fisik itu antara lain titik didih dan tegangan permukaan.
1. Titik didih
Titik didih suatu cairan merupakan temperatur di mana tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Jika hal tersebut terjadi, maka akan terbentuk gelembung- gelembung uap dalam cairan. Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan uap udara, maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan. Keadaan seperti itu disebut mendidih.
Titik didih suatu zat juga menggambarkan besarnya energi yang diperlukan untuk mengatasi gaya tarik-menarik antarmolekul dalam zat tersebut. Jika gaya tarik-menarik semakin kuat, maka diperlukan energi yang besar, akibatnya titik didih menjadi tinggi. Perhatikan titik didih beberapa senyawa pada Tabel berikut.
Titik didih beberapa senyawa.
2. Tegangan permukaan (surface tension)
Tegangan permukaan (surface tension) merupakan gaya yang cenderung membuat permukaan cairan melengkung. Hal ini dikarenakan pada permukaan zat cair jumlah molekulnya lebih sedikit dibandingkan molekul zat cair di bawah permukaan.
Akibatnya, molekul di permukaan mengalami gaya tarik-menarik yang lemah sehingga molekul permukaan cenderung tertarik ke dalam. Baik dalam tetesan atau cairan jika bersentuhan dengan tempatnya, maka permukaan yang melengkung itu mempunyai luas sekecil mungkin pada suasana tersebut untuk meminimalkan energi permukaan.
Jika
gaya antarmolekul semakin kuat, maka tegangan permukaan yang
dihasilkan semakin besar. Sebagai contoh, air, (H2O),
mempunyai tegangan permukaan 0,073 N m–1 lebih tinggi
daripada benzena, (C6H6), yaitu sebesar 0,029 N
m–1 . Hal ini dikarenakan H2O bersifat polar
dan mempunyai gaya antarmolekul jauh lebih kuat daripada gaya
antarmolekul benzena yang bersifat nonpolar. Gaya antarmolekul dalam
air adalah ikatan hidrogen sedangkan benzena adalah gaya London.