1.
Terjadinya Hujan
Panas
matahari menyebabkan air di permukaan bumi menguap. Air di permukaan
bumi yang terdapat di laut, danau, rawa, sungai, salju, kolam,
tambak, sawah, dan tanah yang basah mengalami penguapan menyebabkan
udara menjadi lembap. Apabila penguapan ini terjadi terus-menerus,
uap air akan berubah menjadi awan. Pembentukan awan yang terjadi
terus-menerus menyebabkan awan menjadi semakin tebal, lalu berubah
menjadi butir-butir air dan akhirnya jatuh ke permukaan bumi sebagai
hujan.
2.
Curah Hujan
Curah
hujan adalah sedikit banyaknya air hujan yang jatuh pada suatu tempat
di permukaan bumi. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi, rata-rata
lebih dari 200 mm pertahun, daerah dengan curah hujan tertinggi di
Indonesia terdapat di Kranggan (Tenjo) di Jawa Tengah yang mencapai
6.680 mm, sedangkan daerah yang menerima curah hujan terendah
terdapat di Lembah Palu (Sulawesi Tengah), yaitu kurang lebih 546 mm
pertahun.
3.
Pengukuran Curah Hujan
Curah
hujan dapat diketahui melalui alat penakar curah hujan yaitu
fluxiometer, curah hujan dicatat setiap 24 jam dinyatakan dalam
milimeter atau inci. Alat penakar hujan ini harus diletakkan di
tempat terbuka, sehingga tidak ada air yang masuk baik yang berasal
dari tumbuhan atau bangunan di sekitarnya.
Ada
dua jenis penakar hujan, yaitu penakar hujan biasa dan pencatat hujan
otomatis. Penakar hujan pada umumnya mengukur banyak hujan yang jatuh
selama 24 jam dengan menggunakan gelas ukur. Penakar hujan otomatis
langsung mencatat curah hujan pada kertas yang dipasang pada alat
tersebut.
4.
Persebaran Curah Hujan di Indonesia
Berdasarkan
data curah hujan rata-rata per tahun yang diambil dari stasiun dan
pengamatan cuaca, dapat kita lihat peta dan data persebaran curah
hujan pada suatu daerah. Dari data tersebut kita dapat mengetahui
wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan yang tinggi ataupun rendah.
5
Jenis-Jenis Hujan
a)
Hujan Zenital (Hujan Khatulistiwa)
Hujan
zenital terjadi di daerah tropika, disebut juga hujan naik ekuator.
Hujan ini terjadi pada sore hari setelah pemanasan maksimal. Di
daerah tropis hujan ini terjadi pada saat matahari berada pada titik
zenitnya.
Wilayah
sekitar khatulistiwa seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi Tengah dan
Papua bagian utara mempunyai curah hujan yang lebih merata sepanjang
tahun, dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
|
Terjadinya hujan zenital |
b)
Hujan Orografik
Hujan
ini terjadi di daerah pegunungan. Udara yang mengandung uap air
bergerak naik ke atas pegunungan. Akibat penurunan suhu, udara
tersebut terkondensasi dan turun sebagai hujan pada lereng yang
berhadapan dengan datangnya angin, maka di balik pegunungan angin
turun kembali dengan kondisi kering, karena uap airnya sudah
dijatuhkan di lereng ketika angin itu naik. Di balik pegunungan ini
disebut daerah bayangan hujan. Daerah bayangan hujan sangat sedikit
menerima curah hujan.
|
Hujan orografik (hujan Pegunungan) |
c)
Hujan Frontal (Hujan Muson)
Hujan
frontal umumnya lebat dan disertai petir. Hujan lebat semacam ini
sering terjadi bila ada pertemuan antara massa udara panas yang
basah bertemu dengan massa udara yang dingin, dan tiba-tiba suhunya
turun dengan cepat, sehingga terjadilah pengembunan yang luar biasa
akhirnya menjadi hujan lebat disertai guntur dan petir. Hujan semacam
ini disebut hujan frontal. Contoh Daerah-daerah yang mengalami hujan
Frontal antara lain angin pasat yang menurunkan hujan di pantai timur
Australia dan Barsilia dan Angin Barat di pantai Amerika Serikat,
Cile Selatan, dan Eropa Barat.
|
Hujan frontal |
Kawasan
hujan frontal di Indonesia terjadi di daerah yang terletak di daerah
perbatasan antara daerah angin barat dan angin timur sekitar lintang
60° yaitu daerah Sulawesi Tenggara (Palu).