1.
Pengertian Antroposfer
Secara
etimologi (asal kata) antroposfer berasal dari dua kata, yaitu
antrophos yang berarti manusia dan sphere yang berarti lapisan.
Antroposfer diartikan sebagai lapisan di mana manusia hidup bertempat
tinggal pada permukaan bumi. Lapisan antroposfer ini lebih tipis
dibanding lapisan biosfer.
Tidak
semua tempat di bumi dapat ditinggali manusia. Total luas permukaan
bumi, yang berupa daratan hanya seluas 56,9 juta mil persegi atau 29
persen dari keseluruhan permukaan bumi, lainnya 71 persen merupakan
perairan. Total luas daratan 29 persen yang dapat ditinggali manusia
hanya sekitar 20 persen, 20 persen merupakan daerah kutub, 20 persen
daerah gurun, 20 persen daerah yang bergunung-gunung, dan 20 persen
lainnya merupakan daerah hutan dan rawa.
Manusia
sebagai salah satu makhluk hidup yang hidup di bumi bergantung pada
kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Lapisan atmosfer
membentuk cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh pada kehidupan
manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan bentuk lahan,
dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya alam.
Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal
ketersediaan air dengan berbagai manfaatnya. Berikut gambar kedudukan
antroposfer di antara biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer.
|
Kedudukan Antroposfer di Antara Biosfer, Hidrosfer, Litosfer, dan Atmosfer |
2.
Faktor-Faktor Antroposfer
Para
ahli geografi mengemukakan tujuh faktor lingkungan alam yang
mendasari kehidupan manusia. Faktor lingkungan alam tersebut akan
memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan sosial,
ekonomi, politik, budaya, dan religi. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut.
a.
Lokasi Geografis
Lokasi
geografis dibedakan menjadi dua, yaitu:
lokasi absolut, yaitu lokasi yang ditentukan oleh garis lintang dan
garis bujur di permukaan bumi. Penentuannya secara matematis dan
tidak dapat diubah, dan
lokasi relatif, yaitu berkaitan dengan bentuk daratan atau perairan.
Lokasi ini menyangkut keterjangkauan (assesibilitas) suatu daerah.
b.
Topografi atau Relief
Daerah
dengan topografi terlalu tinggi, terlalu miring, dan terlalu
bergelombang, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi cenderung
lebih sulit berkembang dibandingkan dengan daerah yang memiliki
topografi relatif datar seperti di daerah dataran rendah. Berbagai
usaha pertanian di daerah yang mempunyai topografi kasar akan sulit
berkembang, misalnya Swiss, Austria, Tibet, Nepal, serta kawasan di
sepanjang Pegunungan Andes (Amerika Selatan). Sebaliknya dataran
rendah seperti Cina, tanah rendah di Inggris, dan kawasan prairie di
Amerika Serikat mempunyai topografi yang baik untuk pertanian.
Konfigurasi garis pantai juga merupakan jenis topografi yang
berpengaruh pada kegiatan manusia, misal pantai berteluk-teluk
(fyord) di Norwegia menguntungkan dalam usaha perikanan.
c.
Struktur Geologis
Struktur
geologis pada permukaan bumi memengaruhi geomorfologi suatu wilayah.
Geomorfologi sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan penduduk yang
ada di wilayah tersebut, khususnya kegiatan di bidang ekonomi.
d.
Iklim
Iklim
adalah faktor lingkungan yang sangat penting dalam memengaruhi
kegiatan manusia. Kekayaan budaya banyak sekali dipengaruhi oleh
iklim misalnya model pakaian, bentuk bangunan rumah, dan sistem
pertanian.
e.
Tanah
Tanah
merupakan lapisan paling atas dari permukaan bumi. Tanah mempunyai
peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya untuk tempat
tinggal dan sebagai lahan untuk kegiatan bercocok tanam. Tanah
sebagai salah satu sumber daya alam perlu dijaga kelestariannya.
f.
Tumbuhan
Tumbuhan
atau vegetasi, baik yang alami maupun vegetasi buatan sebagai hasil
budi daya manusia bermanfaat, antara lain:
sebagai sumber bahan makanan baik bagi manusia maupun binatang
(khususnya binatang memamah biak);
sebagai bahan dasar obat-obatan tradisional;
sebagai bahan dasar pembuatan kosmetika;
penghasil kayu untuk bahan industri, perumahan, sandang, kerajinan,
dan sebagainya.
g.
Hewan
Terdapat
hubungan yang erat antara vegetasi dan hewan yang hidup secara
alamiah maupun yang telah dibudidayakan manusia. Manusia memanfaatkan
hewan untuk membantu pekerjaannya, sumber makanan, juga untuk
rekreasi. Namun ada pula hewan yang mengganggu kehidupan manusia,
misal hewan yang mengganggu usaha pertanian seperti belalang, wereng,
kumbang, tikus, dan sebagainya. Ada pula hewan yang menyebarkan
penyakit, misalnya nyamuk, tikus, anjing, unggas, burung, dan
sebagainya.