Para
ahli geografi membedakan kawasan suatu daerah berdasarkan kondisi
fisik dan budayanya, baik yang berupa material (gedung-gedung,
jaringan jalan, penguasaan teknologi), maupun spiritual, (keagamaan,
keyakinan dan adat kebudayaan). Perbedaan antarwilayah secara
kultural di permukaan bumi dibagi menjadi sembilan wilayah budaya,
sebagai berikut.
1.
Daerah Budaya Kutub
Wilayah
ini meliputi daerah-daerah dengan lintang geografis yang tinggi,
terutama di bumi belahan utara yang tertutup salju, tundra, atau
taiga. Suku bangsa asli yang tinggal di wilayah ini secara nomaden
termasuk ras mongoloid, misalnya bangsa Lap dan Samoyed di Eropa
Utara (Finlandia dan Swedia). Mata pencaharian yang utama adalah
menangkap ikan atau memelihara rusa kutub, pertanian tak mungkin
diusahakan di wilayah ini, sumber daya alam sangat langka, sehingga
barang-barang dibuat dari hewan ternaknya seperti, bulu, kulit,
tulang, tanduk, dan otot.
Kehidupan
yang nomadis bercirikan kegotongroyongan yang bercorak komunal
primitif. Organisasi politik tak pernah berkembang karena penduduknya
jarang. Arsitektur tak berkembang, rumah-rumah mereka berupa tenda
berbahan kulit dan tulang yang dapat dipindah-pindah. Kemajuan yang
terjadi lebih disebabkan karena terjadinya kontak dengan dunia luar.
2.
Daerah Budaya Eropa dan Anglo – Amerika
Peradaban
Eropa bersumber dari Bangsa Yunani, Romawi dan Yahudi- Kristen. Unsur
Yunani memperjuangkan kebenaran, unsur Romawi memperjuangkan
keadilan, dan unsur Yahudi-Kristen memperjuangkan cinta kasih. Namun
secara keseluruhan watak peradaban dunia Barat adalah agresif,
serakah dan progresif. Penduduknya mayoritas beragama Kristen.
Masyarakatnya
bermata pencaharian agraris bertaraf tinggi, dan industri dengan
teknologi modern yang menjamin taraf kehidupan rakyatnya. Gejala
urbanisasi dan mobilitas sosial meningkat. Spesialisasi di segala
bidang kehidupan meluas, kreativitas tampak di bidang sastra, musik
dan bidang seni lainnya. Di Eropa telah lahir berbagai paham politik
seperti demokrasi, nasionalisme, dan komunisme. Setelah usai perang
dunia kedua Eropa terpecah secara politis menjadi dua, yaitu Eropa
Timur dengan paham komunis dan Eropa Barat dengan paham nonkomunis.
Di
Benua Amerika Utara terdapat kawasan budaya Anglo-Amerika, yang
ciri-ciri kulturalnya diwarisi dari Eropa. Wilayah geografisnya yang
luas dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah memberikan banyak
keuntungan bagi penduduknya. Di kawasan ini kapitalisme,
industrialisme, dan urbanisme bersama-sama mencapai puncaknya. Sumber
daya alam yang dimanfaatkan berupa pertambangan dan pertanian dengan
mekanisasi dan otomatisasi sehingga taraf hidupnya tinggi.
3.
Daerah Budaya Amerika Latin
Amerika
Latin meliputi Benua Amerika tengah dan selatan. Penduduknya
kebanyakan imigran dari jazirah Iberia (Spanyol), maka bahasa yang
dipakai umumnya bahasa Spanyol kecuali Brasil yang berbahasa
Portugis. Penduduknya mayoritas beragama Roma Katolik. Arsitektur
Mediteran tampak di kota-kota, baik kota besar maupun kecil. Ditinjau
dari sistem kemasyarakatannya terdapat perbedaan yang mencolok antara
kaum miskin dan kaya. Kekacauan politik seringkali muncul dan memaksa
berfungsinya pemerintahan militer diktator.
|
Orang indian merupakan penduduk asli di kawasan Amerika. |
4.
Daerah Budaya Kering
Benua
Asia bagian tengah dan Afrika bagian utara merupakan kawasan kering
yang berupa padang rumput sampai gurun pasir. Secara klimatologis
dinamakan wilayah semiarid sampai arid. Di masa lampau kebanyakan
penduduk di wilayah ini hidupnya adalah nomaden (berpindah-pindah),
dengan mata pencaharian beternak. Pertanian hanya terbatas di
oase-oase yang kemudian menjadi tempat tinggal permanen. Komunikasi
dan transportasi antarwilayah diusahakan oleh karavan (kafilah) yang
keberadaannya berkaitan erat dengan peternakan dan menggembala.
Jaringan kafilah ini luas dan telah berjasa dalam persebaran
kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah ini.
Pada
umumnya masyarakatnya menganut agama Islam dengan tipe budaya yang
semakin ke barat bercorak Arab-Berber, sedangkan semakin ke timur
bercorak Turki-Mongolia. Kehidupan mereka yang terpisah-pisah secara
geografis menyebabkan tidak terdapat keseragaman etnik maupun bahasa.
Dunia kering yang dahulu serba miskin, sekarang ini sudah menjadi
negara- -negara kaya dengan penemuan tambang-tambang minyak, misalnya
di Timur Tengah dan Afrika Utara menjadi negara petro-dollar, yang
maju perekonomiannya. Negara-negara minyak yang kaya tersebut antara
lain Arab Saudi dan negara-negara Syeh di Teluk Parsi, Irak, Iran,
dan Libya. Proses transformasi menjadi makmur berjalan amat pesat dan
mampu menyedot tenaga kerja dari negara-negara lain seperti Indonesia
(TKI & TKW), Filipina, Bangladesh, dan sebagainya.
5.
Daerah Budaya Afrika
Dilihat
secara menyeluruh penduduk Afrika merupakan ras Negroid, walaupun di
Afrika Selatan sejak dua abad yang lalu telah tinggal orang berkulit
putih. Penduduk Afrika beranekaragam etnik, bahasa, agama, dan
budayanya. Adanya gurun (padang pasir) yang sangat luas di bagian
tengah dan hutan lebat di wilayah tropik menjadikan wilayah ini
menjadi kawasan yang minim sarana komunikasi dan transportasi
sehingga lambat dalam perkembangan teknologi.
Mata
pencarian penduduk banyak yang semula hanya pengumpul hasil hutan,
berburu, kemudian berternak dan pertanian primitif. Peperangan antar-
suku dan merajalelanya penyakit, seperti Ebolla, HIV AIDS, dan
kelaparan menyebabkan di masa lampau Afrika disebut sebagai benua
terbelakang. Agama semula animistis, sedang di bidang budaya
material, arsitektur bangunan masih rendah mutunya.
Terjadinya
kolonialisme Eropa membawa perubahan di wilayah ini. Orang-orang
Negro diperjualbelikan menjadi budak di Benua Amerika. Afrika dijajah
dan dibagi-bagi di antara penjajah kulit putih, dengan berakhirnya
perang dunia kedua lambat laun berakhir pula penjajahan. Saat ini
bangsa negro telah mengalami kemajuan pesat utama- nya dalam bidang
olahraga misalnya atletik, sepak bola, bola basket di negara maju
(Amerika dan Eropa) pemain olahraga didominasi oleh bangsa kulit
hitam ini.
6.
Daerah Budaya Timur
Asia
merupakan kawasan budaya yang beriklim musim (Monsoon Asia). Asia
terdiri atas negara-negara dengan keragaman etnik, bahasa, dan agama.
Karakteristik yang mengelompokkan bangsa-bangsa di kawasan ini
menjadi satu kawasan adalah kondisi sosial ekonomi (dengan
pengecualian Jepang, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan).
Kesamaan kondisi sosial ekonomi antara lain berupa kemiskinan
material, kelambanan ekonomi, jumlah penduduk, kebutahurufan
penduduk, dan pola kehidupan pedesaan.
Saat
ini kemajuan telah banyak diperoleh negara-negara di kawasan Timur,
meskipun kehidupannya masih bercirikan pola kehidupan pedesaan. Salah
satu negara yang mengalami kemajuan pesat di Asia beriklim musim ini
adalah Jepang. Setelah kalah dalam perang dunia kedua, perkembangan
industrinya tidak kalah dengan negara- negara Barat dan kehidupan
penduduknya sudah berpola perkotaan. Kawasan Timur beriklim musim di
Asia ini masih dapat dibagi menjadi kawasan India, kawasan Timur
Jauh, kawasan Indo-Cina, dan kawasan Nusantara (dulunya Hindia Timur
yang mencakup Indonesia, Filipina dan negara-negara Melayu lain).
7.
Daerah Budaya Australia-Selandia Baru
Sama
halnya dengan kawasan Anglo-Amerika, kawasan ini berakar pada budaya
Barat yakni Eropa. Penduduk aslinya berjumlah kecil (suku Aborigin)
sehingga yang disebut orang Australia adalah orang pendatang berkulit
putih. Mata pencaharian di kawasan ini seimbang antara pertanian dan
industri. Taraf hidup tinggi, pendidikan baik, bersemangat, dan
progresif. Tempat tinggal mereka kebanyakan di perkotaan, dan
pengaruh budaya Amerika berkembang pesat di wilayah ini.
8.
Daerah Budaya Pasifik
Letak
wilayah budaya ini di Samudra Pasifik yang luas dan dapat dirinci
menjadi tiga kelompok budaya, yaitu Melanesia, Mikronesia, dan
Polinesia. Lautan menjadi sumber makanan, sarana komunikasi, dan
transportasi karena lingkungannya berupa laut. Kedatangan penjajah
dari Barat mengakibatkan munculnya perkebunan dan pertambangan.
Setelah perang dunia kedua gerakan kebangkitan bangsa mulai muncul di
wilayah ini, terutama di bidang politik, budaya, ekonomi, dan sosial.
Proses dekolonisasi yang sedang terjadi ditandai dengan bersatunya
secara politis penduduk pulau-pulau Samoa Barat, Fiji, Papua Nugini,
Tonga, Nauru sebagai Melanesia.
9.
Daerah Negara-Negara Sosialis
Eropa
bagian timur dan sebagian besar wilayah Rusia secara geografis
sebenarnya dekat dengan Eropa barat. Namun Rusia dan negara-negara
satelitnya telah mengklaim dirinya atas kepemilikan corak budaya
tertentu. Paham komunis dengan sistem ekonomi dan politik yang
digariskan Karl Marx mendasari hidup kemasyarakatan yang khas. Saat
ini dengan berakhirnya negara komunis Uni Soviet berakhir pula
dominasi budaya komunis di kawasan ini. Banyak negara-negara Eropa
Timur dan negara-negara pecahan Uni Soviet sekarang telah menjadi
anggota Uni Eropa dan NATO.