• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Daftar Isi

Ilmu Sains

Media Pembelajaran Ilmu Sains | Biologi, Fisika, Geografi, Kimia, dan Matematika

  • Home
  • Biologi
  • Fisika
  • Kimia
  • Geografi
  • Matematika
  • Makalah
  • Berita
  • Ilmuan
Home » astronomi » fisika » kelas 10 » materi » Teori Pembentukan Tata Surya

Teori Pembentukan Tata Surya

garismasuk
Add Comment
astronomi, fisika, kelas 10, materi
Senin, 15 Desember 2014
Banyak hipotesa yang disusun oleh para ahli untuk menjelaskan bagaimana asal mula terjadinya Sistem Tata Surya. Cabang ilmu astronomi yang khusus mempelajari asal-muasal terbentuknya Tata Surya adalah kosmogoni (cosmogony). Sejak abad ke-18 sudah diusulkan teori-teori mengenai asal-muasal Tata Surya ini. Tidak ada yang benar dalam sebuah teori. Namun, pengujian teori-teori tersebut dilakukan dengan membandingkannya dengan fakta-fakta di lapangan dan temuan-temuan baru akibat perkembangan teknologi. Di antara fakta-fakta tersebut adalah:
  • Orbit-orbit planet yang paralel terhadap ekuator matahari;
  • Orbit-orbit anggota Tata Surya yang sirkular;
  • Semua planet bergerak dalam arah berlawanan arah jarum jam sesuai dengan gerakan rotasi Matahari;
  • Planet yang juga berotasi dalam arah berlawanan arah jarum jam (kecuali Venus dan Uranus);
  • Planet terestrial dan planet jovian yang memiliki karakteristik fisik dan kimia yang berbeda;
  • Struktur satelit-satelit yang mengorbit planet mirip miniatur sistem Tata Surya.

Para ahli komogoni selalu memperhatikan hal-hal tersebut di atas untuk menguji dan menyempurnakan teori asal-muasal pembentukkan Tata Surya.

1. Teori Hipotesa Nebula Kant dan Laplace

Salah satu teori asal-muasal Tata Surya adalah hipotesa nebula (nebular hypothesys) yang diusulkan oleh Immanuel Kant yang pada tahun 1755 (Kartunnen, 2006: 197). Menurut teori ini Tata Surya terbentuk dari nebula yang berotasi. Pada tahun 1796, Simon de Laplace mengusulkan bahwa planet-planet terbentuk dari cincin gas yang disemburkan dari ekuator Matahari, perhatikan gambar berikut!


Model Nebula Laplace.
Model Nebula Laplace. (a) Nebula yang berotasi. (b) Nebula mengalami pemipihan sepanjang sumbu rotasinya. (c) Pembentukan bentuk lentikular. (d) serangkaian cincin terbentuk akibat terjadinya pengerutan inti. (e) terbentuk planet di masing-masing cincin.


2. Teori Pasang Surut

Teori ini dipelopori oleh Jeans dan Jefreey. Teori ini mengatakan bahwa pada saat sebelum terbentuk Sistem Tata Surya, kedekat suatu protobintang (bakal Matahari) melintas bintang lain yang lebih besar (masif). Akibatnya ada sebagian materi dari protobintang tersebut yang tertarik karena pengaruh gaya tarik bintang yang besar tersebut. Materi protobintang yang tertarik tersebut kemudian menjadi planet-planet, sedangkan protobintang menjadi Matahari. Perhatikan gambar berikut!

Representasi teori Pasang-Surut Jeans
Representasi teori Pasang-Surut Jeans.


3. Teori Penangkapan

Teori ini menjelaskan terbentuknya Tata Surya berawal dari adanya interaksi antara Matahari dengan protobintang (calon bintang). Gambar berikut menunjukkan proses tersebut dimana suatu massa protobintang melintasi Matahari dan sebagian materi dari protobintang tersebut tertarik oleh gravitasi Matahari kemudian membentuk planet.


Representasi teori penangkapan.
Representasi teori penangkapan.


Demikianlah materi tentang Teori Pembentukan Tata Surya ini saya sampaikan, semoga bermanfaat ...

Tweet

0 Tanggapan untuk "Teori Pembentukan Tata Surya"

Komentar Anda ...?

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kami Juga ada di Facebook

Sains Mini

Materi Pilihan

  • Materi Lengkap Rangkaian Arus Bolak-Balik
  • Penetapan Nilai SI atau Satuan Internasional untuk Besaran Pokok – Fisika Dasar
  • Penjelasan tentang Unsur-unsur Peta
  • Penjelasan mengenai Rapat Energi Listrik dan Magnetik
  • Penjelasan Hukum Faraday dan Lenz tentang GGL Induksi
Diberdayakan oleh Blogger.

Saran Materi

Kategori

fisika (169) manusia (50) astronomi (23) iklim (17) tumbuhan (17) kingdom animalia (14) energi (12) hidrosfer (11) sel (11) cuaca (9) pencernaan (9) darah (7) hewan (7) penyakit (7) pernapasan (6) metabolisme (5) organ (5) peta (5) jaringan (4) tulang (4) indra (3) atmosfer (2) ekosistem (2) tata surya (2) teknologi (2) SIG (1) budaya (1) bumi (1) hormon (1) jantung (1) otot (1) respirasi (1) saraf (1)
Copyright 2014 Ilmu Sains - All Rights Reserved Biologi Indonesia - Powered by Blogger