Unsur
cuaca dan iklim utama seperti suhu udara, kelembaban udara, curah
hujan, tekanan udara, angin, durasi penyinaran matahari. Faktor yang
mempengaruhi unsur iklim sehingga membedakan iklim di suatu tempat
dengan iklim di tempat lain disebut kendali iklim. Beberapa kendali
iklim seperti matahari, distribusi darat dan air, sel semi permanen
tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut, dan
badai.
1.
Suhu Udara
Suhu
udara berubah sesuai dengan tempat. Tempat yang terbuka, suhunya
berbeda dengan tempat yang bergedung, demikian pula suhu di ladang
berumput berbeda dengan lading yang di bajak. Secara fisis suhu udara
dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda, makin
cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya. Suhu juga dapat
didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda. Skala yang sering
dipakai dalam pengukuran suhu udara adalah skala Fahrenheit yang
dipakai di negara Inggris dan skala Celcius yang dipakai oleh
sebagian besar negara di dunia. Suhu Fahrenheit dapat diubah menjadi
derajat Celcius dengan persamaan berikut:
Dalam
beberapa penerapan, skala Kelvin atau skala suhu mutlak sering
dipakai. Nilai setiap derajat pada skala mutlak sama dengan derajat
Celcius ditambah 273.
Suhu
udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Suhu maksimum terjadi
sesudah tengah hari, biasanya antara jam 12.00 dan jam 14.00 dan suhu
minimum terjadi pada jam 06.00 atau sekitar matahari terbit.
Suhu
udara harian rata-rata didefinisikan sebagai rata-rata pengamatan
selama 24 jam (satu hari) yang dilakukan tiap jam. Di Indonesia suhu
harian rata-rata dapat dihitung dengan persamaan:
di
mana
adalah suhu harian rata-rata, dan T
7 , T
13 ,
T
18 adalah suhu udara pada jam 7.00, jam 13.00, dan jam
18.00.
Suhu
bulanan rata-rata ialah jumlah dari suhu harian rata-rata dalam satu
bulan dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Suhu tahunan
rata-rata dihitumg dari jumlah suhu bulanan rata-rata dibagi dengan
12 atau jumlah suhu harian rata-rata dalam satu tahun dibagi dengan
jumlah hari dalam satu tahun (365 hari) .
2.
Kelembaban udara
Udara
atmosfer adalah campurandari udara kering dan uap air. Ada beberapa
cara untuk menentukan jumlah uap air, yaitu :
Tekanan uap (e) adalah tekanan parsial dari uap air.
e
= ρRT
Kelembaban mutlak yaitu massa jenis uap (massa air yang terkandung
dalam satu satuan volume udara lengas) dengan persamaan:
Nisbah percampuran (mixing ratio) yaitu nisbah uap air terhadap
massa udara kering.
Kelembaban spesifik (q) didefinisikan sebagai massa uap air
per satuan massa udara basah.
Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan nisbah percampuran (r)
dengan nilai jenuhnya (rs) dan dinyatakan dalam persen, jadi:
3.
Curah Hujan
Jumlah
curah hujan dicatat dalam inci atau millimeter (1 inci = 25, 4 mm).
Di daerah tropis hujannya lebih lebat daripada di daerah lintang
tinggi. Garis yang menghubungkan titik-titik dengan curah hujan sama
selama periode tertentu disebut isohyets.
Ada
tiga jenis hujan, yaitu :
Hujan konvektif
Akibat
pemanasan radiasi matahari udara permukaan akan memuai dan naik ke
atas, kemudian mengembun.Gerakan vertical udara lembab yang
mengalami pendinginan dengan cepat akan menghasilkan hujan
deras.Awan cumulonimbus (Cb) yang terjadi, pada umumnya mencakup
daerah yang nisbi kecil sehingga hujan deras berlangsung dalam
waktutidak lama.
Hujan orografik
Jika
gerakan udara melalui pegunumgan atau bukit yang tinggi maka udara
akan dipaksa naik. Setelah terjadi kondensaasi, tumbuh awan pada
lereng di atas angin (windward side) dan hujannya disebut hujan
orografik, sedangkan pada lereng di bawah angin (leeward side),
udara yang turun akan mengalami pemanaan dengan sifat kering, dan
daerah ini disebut daerah bayangan hujan.
Hujan konvergensi dan frontal
Jika
dua massa udara yang konvergen horizontal mempunyai suhu dan massa
jenis berbeda, maka massa udara yang lebih panas akan dipaksa naik
di atas massa udara dingin. Bidang batas antara kedua massa udara
yang berbeda sifat fisisnya disebut front.
Jumlah
curah hujan paling berlimpah terdapat di daerah ekuator dan berkurang
menuuju daerah kutub. Ada tigapola curah hujan di Indonesia, yaitu :
Pola curah hujan jenis monsun
Distribusi
curah hujan bulanan berbentuk “V” dengan jumlah curah hujan
musiman pada bulan Juni, Juli, atau Agustus. Saat monsun barat
jumlah curah hujan berlimpah, sebaliknya saat monsoon timur jumlah
curah hujan sangat sedikit. Daerah curah hujan jenis monsun sangat
luas terdapat di Indonesia.
Pola curah hujan jenis ekuator
Jumlah
curah hujan maksimum terjadi setelah ekinoks. Tempat di daerah
ekuator seperti Pontianak dan Padang.
Pola curah hujan jenis lokal
Distribusi
curah hujan bulanannya kebalikan dari jenis monsun, lebih banyak
dipengaruhi oleh sifat local. Daerah yang mempunyai sifat local
sangat sedikit, misalnya daerah Ambon.
4.
Tekanan Atmosfer
Berat
sebuah kolom udara per satuan luas di atas sebuah titik menunjukkan
tekanan atmosfer pada titik tersebut. Di permukaan laut tekanan
atmosfer adalah 101,32 kPa atau 1013,2 mbar. Isobar, yaitu garis yang
menghubungkan tempat yang mempunyai tekanan atmosfer sama pada
ketinggian tertentu. Tekanan atmosfer selalu berkurang dengan
bertambahnya ketinggian.
5.
Angin
Angin
ialah gerak udara yang sejajar dengan pewrmukaan bumi. Udara bergerak
dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin
diberi namasesuai dengan dari arah mana angin datang, misalnya angin
timur adalah angin yang datang dari arah timur, angin laut adalah
angin yang bertiup dari laut ke darat, dan angin lembah adalah angi
yang datang dari lembah menaiki pegunungan.
6.
Embun, Kabut, dan Perawanan
Embun
Embun
terjadi dari kondensasi pada permukaan tanah terutama pada waktu
malam hari saat tanah menjadi dingin akibat radiasi yang hilang.
Kadang-kadang angin laut membawa sejumlah uap air pada siang hari
yang kemudian mengembun pada waktu malam yang dingin. Titik embun
ialah suhu saat udaramenjadi jenuh dengan uap air atau suhu udara
pada kelembaban nisbi 100 persen. Makin rendah kelembaban nisbi
makin rendah titik embun.
Kabut
Kabut
terbentuk di dalam udara dekat permukaan bumi, sedangkan awan
terbentuk pada paras yang lebih tinggi. Jika udara dekat permukaan
bumi mencapai titik embun, maka kabut diperkirakan akan terjadi.
Jika suhu naik setelah kabut terjadi, maka diperkirakan kabut akan
buyar. Ketebalan kabut bergantun pada berbagai fakto, seperti
kelembaban, suhu, angin, inti kondensasi, dan sebagainya. Kabut yang
disebabkan oleh pendinginan radiasi disebut kabut radiasi. Kabut ini
terjadi pada malam hari yang cerah saat lapisan udara dekat
permukaan banyak mengandung uap air, sedangkan lapisan udara
diatasnya sangat rendah kelembabannya.
Jika
udara lembab panas bergerak di atas permukaan yang lebih dingin akan
terjadi kabut adveksi. Sebagai conntoh, kabut adveksi yang terjadi
jika udara dari teluk Mexico bergerak ke A merika Serikat bagian
selatan pada waktu musim dingin.
Perawanan
Perawanan
adalah jumlah awan yang menutupi langit di atas stasiun pengamat.
Perawanan dinyatakan dalam persen, tetapi lebih umum dinyatakan
dalam perdelapan dari langit yang tertutup awan, misalnya perawanan
= 0, berarti langit cerah, perawanan = 4 berarti separo langit
tertutup awan, perawanan 8 berarti langit mendung. Garis yang
menghubungkan tempat dengan perawanan sama disebut isonephs.
Demikianlah materi tentang Unsur Cuaca dan Iklim ini saya sampaikan, semoga bermanfaat ...