1.
Pengertian Galaksi
Galaksi
adalah suatu sistem bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas,
dimana anggotanya saling mempengaruhi secara gravitasional. Matahari
kita (bersama-sama 9 buah planet yang mengitarinya) adalah anggota
dari sebuah galaksi yang kita beri nama Galaksi Bima Sakti. Galaksi
Bima Sakti termasuk tipe galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram.
Untuk membayangkan bagaimana kira-kira bentuk galaksi kita, kita
dapat membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian bawahnya
disatukan. Berdasarkan perhitungan terakhir, galaksi kita
diperkirakan bergaris tengah sekitar 100.000 tahun cahaya. Istilah
tahun cahaya ini menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam
waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu
tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer.
Jadi satu tahun cahaya adalah 9,5 juta juta km. Ini berarti garis
tengah galaksi kita sekitar 100.000 x 9,5 juta juta km, atau 950 ribu
juta juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya). Untuk
memudahkan perhitungan, maka digunakan satuan jarak adalah tahun
cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar
10.000 tahun cahaya.
|
Galaksi Bima Sakti (Milky Way), dengan 2 satelitnya, Awan Magellan Besar (LMC) dan Awan Magellan Kecil (SMC) (Courtesy Mark Paternostro, Adler Planetarium). |
Lantas
di mana letak Matahari kita? Matahari terletak sekitar 30.000 tahun
cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang
istimewa, tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang
anggota Bima Sakti. Bintang bintang anggota Bima Sakti ini tersebar
dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10
tahun cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima
Centauri (anggota dari sistem tiga bintang: Alpha Centauri), yang
berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak
antar bintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi
ke arah pusat semakin besar. Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi
yang ada di alam semesta ini. Dalam alam semesta, ada begitu banyak
sistem seperti ini, yang mengisi setiap sudut langit sampai batas
yang bisa dicapai oleh telekop yang paling besar. Jumlah keseluruhan
galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt.
Palomar mungkin sampai kira-kira satu milyar buah galaksi. Maka tidak
salah jika kita mengira bahwa jika kita mempunyai teleskop yang lebih
besar, kita akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi.
2.
Tipe Galaksi Secara Morfologi
Secara
garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 tipe,
yaitu: tipe galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tak-beraturan.
Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk/penampakan galaksi-galaksi
tersebut. Galaksi-galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para
astronom sejauh ini terdiri dari sekitar 75% galaksi spiral, 20%
galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan. Namun ini bukan berarti
galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam
semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta
ini adalah galaksi elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa
yang sama, kita akan menemukan lebih banyak galaksi elips daripada
galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang amat redup,
sehingga amat sulit untuk diamati.
Galaksi
tak-beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak
memiliki bentuk khusus, tidak seperti dua tipe galaksi yang lainnya.
Anggota dari galaksi tipe ini terdiri dari bintang-bintang tua
(populasi II) dan muda (populasi I). Contoh dari galaksi tipe ini
adalah Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil, dua buah galaksi
tetangga terdekat Bima Sakti, yang hanya berjarak sekitar 180.000
tahun cahaya dari Bima Sakti. Galaksi tak beraturan ini banyak
mengandung materi antar bintang yang terdiri dari gas dan debu-debu.
Galaksi
elips, sesuai dengan namanya, penampakannya seperti elips. Tapi
bentuk yang sebenarnya tidak kita ketahui dengan pasti, karena kita
tahu apakah arah pandang kita dari depan, samping, atau atas dari
galaksi tersebut. Yang termasuk tipe galaksi ini adalah mulai dari
galaksi yang berbentuk bundar sampai galaksi yang berbentuk bola
pepat. Struktur galaksi tipe ini tidak terlihat dengan jelas. Galaksi
elips sangat sedikit mengandung materi antar bintang , dan anggotanya
adalah bintang-bintang tua. Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi
M87, yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi Virgo.
Galaksi
spiral adalah tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin karena
bentuk spiralnya yang indah itu. Jika kita mendengar kata galaksi,
biasanya yang terbayang adalah galaksi tipe ini. Galaksi kita
termasuk galaksi spiral. Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah
halo, bidang galaksi (termasuk lengan spiral), dan bulge (bagian
pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi spiral adalah
bintang-bintang muda dan tua. Bintang- bintang tua terdapat pada
gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti galaksi. Gugus bola adalah
kumpulan bintang-bintang yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu
bintang yang lahir bersama-sama, mengumpul berbentuk bola.
Gugus-gugus bola inilah yang membentuk halo bersama sama dengan
bintang-bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi. Bintang-
bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di bidang
galaksi. Bintang-bintang muda ini masih banyak diselimuti materi
antar bintang, yaitu bahan yang membentuk bintang itu. Bulge pada
galaksi spiral adalah bagian yang paling padat. Pada Bima Sakti,
pusat galaksi terletak di arah Rasi Sagittarius, tetapi kita tidak
dapat mengamatinya dengan mudah, karena materi antar bintang banyak
menyerap cahaya yang berasal dari pusat galaksi itu.
3.
Gugus Galaksi
Seperti
halnya bintang-bintang berkelompok dalam galaksi, galaksi-galaksi
juga berkelompok membentuk gugus-gugus galaksi. Bima Sakti dan
Andromeda beserta sekitar 25 galaksi sekitarnya (termasuk Awan
Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil) membentuk sebuah gugus
galaksi yang kita namakan Rumpun Lokal (lihat juga model 3D Rumpun
Lokal). Gugus galaksi pun bukannya hanya satu. Ada beribu-ribu gugus
galaksi lain selain Rumpun Lokal.
Misalnya
saja Gugus Virgo yang beranggotakan sekitar 2.500 buah galaksi.
Gugus-gugus galaksi yang saling berdekatan membentuk kelompok yang
lebih besar lagi yang kita sebut superkluster. Rumpun Lokal (gugus
galaksi tempat Bima Sakti berada) bersama-sama dengan gugus-gugus
galaksi sekitarnya membentuk superkluster yang kita namakan
Superkluster Virgo.
|
Alam semesta 'lokal' dengan radius 400 juta tahun cahaya |
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan oleh Milton Humason dan Edwin Powell
Hubble, diperoleh kesimpulan bahwa galaksi-galaksi bergerak menjauhi
Bumi (yang berarti menjauhi Bima Sakti) dengan kecepatan yang
berbanding lurus dengan jarak galaksi tersebut. Semakin jauh sebuah
galaksi terhadap pengamat, semakin besar kecepatan menjauhnya. Hal
ini teramati dari spektrum galaksi-galaksi tersebut yang mengalami
pergeseran merah.
Ini
adalah pembuktian dari teori kosmologi yang meramalkan bahwa alam
semesta mengembang. Dan galaksi-galaksi ini dibawa oleh ruang yang
mengembang. Pengembangan alam semesta inilah yang menyebabkan
spektrum dari galaksi-galaksi yang berada semakin jauh dari kita
semakin besar pergeseran merahnya. Pergeseran merah yang disebabkan
oleh ruang yang mengembang ini disebut pergeseran merah kosmis
(pergeseran merah ekspansi). Dengan menganalisa spektrum cahaya
galaksi, kita bisa mengetahui seberapa cepat sebuah galaksi menjauhi
kita dengan melihat seberapa besar pergeseran spektrum galaksi tsb.
Jika
sekarang yang kita amati adalah galaksi-galaksi saling menjauhi, ini
berarti pada masa lalu jarak antar galaksi lebih dekat dibanding
sekarang. Dan jika waktu kita telusur terus ke belakang, kita akan
tiba pada waktu ketika galaksi-galaksi itu saling bersentuhan, saling
bertumpuk menjadi satu. Dari sinilah lahirnya teori Dentuman Besar
(Big Bang), yaitu teori terbaik yang kita miliki sekarang ini untuk
menerangkan awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam
semesta bermula dari suatu keadaan terkompresi/terpadatkan dengan
kerapatan yang tak terhingga besarnya, dan mulai mengembang semenjak
suatu masa tertentu yang kita namakan Dentuman Besar. Dentuman Besar
ini diperkirakan terjadi sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu. Dari
situlah seluruh materi ruang dan waktu berasal, termasuk manusia.