1.
Pemantulan
Pemantulan
(refleksi) adalah peristiwa pengembalian seluruh atau sebagian dari
suatu berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu
dengan bidang batas antara dua medium.
Suatu
garis atau permukaan dalam medium dua atau tiga dimensi yang dilewati
gelombang disebut muka gelombang.
Muka gelombang ini merupakan tempat kedudukan titik-titik yang
mengalami gangguan dengan fase yang sama, biasanya tegak lurus arah
gelombang dan dapat mempunyai bentuk, misalnya muka gelombang
melingkar dan muka gelombang lurus, seperti yang terlihat pada Gambar
berikut:
|
Muka gelombang melingkar dan gelombang datar. |
Pada
jarak yang sangat jauh dari suatu sumber dalam medium yang seragam,
muka gelombang merupakan bagian-bagian kecil dari bola dengan
jari-jari yang sangat besar, sehingga dapat dianggap sebagai bidang
datar. Misalnya, muka gelombang sinar matahari, yang tiba di Bumi
merupakan bidang datar.
Pada
peristiwa pemantulan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah,
berlaku suatu hukum yang berbunyi:
|
Pemantulan gelombang oleh bidang. |
sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terhadap bidang batas
pemantul pada titik jatuh, semuanya berada dalam satu bidang,
sudut datang ( θi ) sama dengan sudut pantul ( θr
). Hukum tersebut dinamakan “Hukum Pemantulan”.
2.
Pembiasan (Refraksi)
Perubahan
arah gelombang saat gelombang masuk ke medium baru yang mengakibatkan
gelombang bergerak dengan kelajuan yang berbeda disebut pembiasan.
Pada pembiasan terjadi perubahan laju perambatan. Panjang
gelombangnya bertambah atau berkurang sesuai dengan perubahan
kelajuannya, tetapi tidak ada perubahan frekuensi. Peristiwa ini
ditunjukkan pada Gambar berikut
|
Pembiasan Gelombang. |
Pada
gambar tersebut kecepatan gelombang pada medium 2 lebih kecil
daripada medium 1. Dalam hal ini, arah gelombang membelok sehingga
perambatannya lebih hampir tegak lurus terhadap batas. Jadi, sudut
pembiasan ( θ2 ), lebih kecil daripada sudut datang ( θ1
).
Gelombang
yang datang dari medium 1 ke medium 2 mengalami perlambatan. Muka
gelombang A, pada waktu yang sama t di mana A1
merambat sejauh l1 = v1t,
terlihat bahwa A2 merambat sejauh l2 =
v2t. Kedua segitiga yang digambarkan
memiliki sisi sama yaitu a. Sehingga:
Dari
kedua persamaan tersebut diperoleh:
(1.0)
Perbandingan
v1/v2 menyatakan indeks
bias relatif medium 2 terhadap medium 1, n, sehingga:
(1.1)
Dari
persamaan (1.0) dan (1.1) akan diperoleh:
(1.2)
atau
(1.3)
Persamaan
(1.3) merupakan pernyataan Hukum Snellius.
3.
Difraksi
Difraksi
merupakan peristiwa penyebaran atau pembelokan gelombang pada saat
gelombang tersebut melintas melalui bukaan atau mengelilingi ujung
penghalang. Besarnya difraksi bergantung pada ukuran penghalang dan
panjang gelombang, seperti pada Gambar berikut.
|
Difraksi gelombang: (a) pada celah lebar, (b) pada celah sempit. |
Makin
kecil panghalang dibandingkan panjang gelombang dari gelombang itu,
makin besar pembelokannya.
4.
Interferensi
Interaksi
antara dua gerakan gelombang atau lebih yang memengaruhi suatu bagian
medium yang sama sehingga gangguan sesaat pada gelombang paduan
merupakan jumlah vektor gangguan-gangguan sesaat pada masing-masing
gelombang merupakan penjelasan fenomena interferensi. Interferensi
terjadi pada dua gelombang koheren, yaitu gelombang yang memiliki
frekuensi dan beda fase sama.
Pada
gelombang tali, jika dua buah gelombang tali merambat berlawanan
arah, saat bertemu keduanya melakukan interferensi. Setelah itu,
masing-masing melanjutkan perjalanannya seperti semula tanpa
terpengaruh sedikit pun dengan peristiwa interferensi yang baru
dialaminya. Sifat khas ini hanya dimiliki oleh gelombang.
|
Interferensi gelombang tali. |
Jika
dua buah gelombang bergabung sedemikian rupa sehingga puncaknya tiba
pada satu titik secara bersamaan, amplitudo gelombang hasil
gabungannya lebih besar dari gelombang semula. Gabungan gelombang ini
disebut saling menguatkan (konstruktif ). Titik yang mengalami
interferensi seperti ini disebut perut gelombang. Akan tetapi, jika
puncak gelombang yang satu tiba pada suatu titik bersamaan dengan
dasar gelombang lain, amplitudo gabungannya minimum (sama dengan
nol). Interferensi seperti ini disebut interferensi saling melemahkan
(destruktif). Interferensi pada gelombang air dapat diamati dengan
menggunakan tangki riak dengan dua pembangkit gelombang lingkaran.
Analisis interferensi gelombang air digunakan seperti pada Gambar
berikut.
|
Interferensi gelombang air. |
Berdasarkan
gambar, S1 dan S2
merupakan sumber gelombang lingkaran yang berinterferensi.
Garis tebal (tidak putus-putus) menunjukkan muka gelombang yang
terdiri atas puncak-puncak gelombang, sedangkan garis putus-putus
menunjukkan dasar-dasar gelombang. Perpotongan garis tebal dan garis
putus-putus diberi tanda lingkaran kosong (O). Pada tangki riak,
garis sepanjang titik perpotongan itu berwarna agak gelap, yang
menunjukkan terjadinya interferensi yang saling melemahkan
(destruktif).
Di
antara garis-garis agak gelap, terdapat pita- pita yang sangat terang
dan gelap secara bergantian. Pita sangat terang terjadi jika puncak
dua gelombang bertemu (perpotongan garis tebal), dan pita sangat
gelap terjadi jika dasar dua gelombang bertemu (perpotongan garis
putus-putus). Titik-titik yang paling terang pada pita terang dan
titik-titik yang paling gelap pada pita gelap merupakan titik-titik
hasil interferensi saling menguatkan.
5.
Dispersi
Dispersi
adalah peristiwa penguraian sinar cahaya yang merupakan campuran
beberapa panjang gelombang menjadi komponen-komponennya karena
pembiasan. Dispersi terjadi akibat perbedaan deviasi untuk setiap
panjang gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-
masing gelombang pada saat melewati medium pembias.
Apabila
sinar cahaya putih jatuh pada salah satu sisi prisma, cahaya putih
tersebut akan terurai menjadi komponen-komponennya dan spektrum
lengkap cahaya tampak akan terlihat.
6.
Polarisasi
Polarisasi
merupakan proses pembatasan getaran vektor yang membentuk suatu
gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Polarisasi hanya
terjadi pada gelombang transversal saja dan tidak dapat terjadi pada
gelombang longitudinal. Suatu gelombang transversal mempunyai arah
rambat yang tegak lurus dengan bidang rambatnya. Apabila suatu
gelombang memiliki sifat bahwa gerak medium dalam bidang tegak lurus
arah rambat pada suatu garis lurus, dikatakan bahwa gelombang ini
terpolarisasi linear.
Sebuah
gelombang tali mengalami polarisasi setelah dilewatkan pada celah
yang sempit. Arah bidang getar gelombang tali terpolarisasi adalah
searah dengan celah.