Beberapa
pandangan mengenai jagat raya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Egosentris / Antroposentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat
alam semesta adalah manusia.
Geosentris, yaitu anggapan bahwayang menjadi pusat jagat raya adalah
bumi.
Heliosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya
adalah matahari.
Galaktosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya
adalah galaksi.
Untuk
lebih mengenal beberapa anggapan atau pandangan manusis mengenai
jagat raya, kita kenal pandangan beberapa ahli berikut:
1.
Eodoxus
Eodoxus
mengamati adanya gerakan rektograde benda-benda langit. Dia
berpendapat bahwa bumi diam dan berada di tengah-tengah jagat raya.
Di jagat raya terdapat beberapa lapisan bola kaca atau bola langit
dimana bintang- bintang berada pada bola kaca paling luar atau paling
jauh, kemudian disusul bola kaca tempat beredarnya Saturnus, Yupiter,
Mars, Matahari, Venus, dan sebagainya.
|
Sistem Eodoxus |
2.
Claudius Ptolomeus / Ptolemy (140 M)
Pendapatnya:
bumi berada dalam keadaan diam di jagat raya, kemudian berturut-turut
dikelilingi oleh Bulan, Venus, Mercurius, Matahari, Mars, Jupiter,
dan Saturnus. Ketujuh benda langit tersebut selalu beredar
mengelilingi bumi menjalani lintasan masing-masing yang berbentuk
lingkaran dan berturut-turut semakin jauh letaknya dari bumi, semakin
besar pula bentuk lingkarannya. Semua benda langit itu terkurung oleh
bola langit, dimana pada dindingnya melekat bintang-bintang yang juga
beredar mengelilingi bumi sepanjang lingkaran yang terletak paling
jauh/paling luar. Pandangan ini kemudian dikenal sebagai pandangan
geosentris dan dikenal pula sebagai system Ptolomeus atau system
geosentrik.
|
Sistem Ptolomeus |
Kesulitan
terbesar pandangan ini adalah pembuktian bahwa beberapa planet secara
periodik mempunyai gerakan yang berbalik didalam lintasannya.
3.
Nicolas Copernicus (1473-1543 M)
Merupakan
tokoh pertama yang memiliki pandangan heliosentris, yakni matahari
sebagai pusat tata surya. Didalam system heliosentris ini, bintang-
bintang masih dianggap melekat pada sebuah bola langit, dan beredar
mengelilingi matahari. Antara matahari dan bintang-bintang terdapat
planet- planet termasuk bumi yang selalu beredar mengelilinginya
sepanjang lintasan-lintasan yang masng-masing berbentuk lingkaran.
Gerakan membalik planet-planet oleh Teori Copernicus dapat
diterangkan karena kecepatan bergerak planet-planet dan bumi dalam
mengelilingi matahari masing-masing tidak sama.
|
Sistem Copernicus |
Hukum
Copernicus berbunyi:
Bumi beredar mengelilingi sumbunya sekali sehari.
Bumi mengelilingi matahari sekali dalam satu tahun.
Adapun
kelemahan teori Copernicus adalah anggapannya bahwa:
Bintang-bintang beredar mengelilingi matahari.
Lintasan planet-planet berbentuk lingkaran.
4.
Tycho Brahe (1546-1601 M)
Memadukan
geosentris dan heliosentris, sehingga ia berpendapat terdapat dua
pusat jagat raya yaitu bumi dan matahari. Bulan dan matahari beredar
mengelilingi bumi, sedangkan matahari dikelilingi planet-planet lain.
Dan pada bagian luar bola langit, terdapat bintang yang beredar pada
orbitnya.
|
Sistem Tycho Brahe |
Persamaan
Teori Ptolomeus, Copernicus, dan Tycho Brahe:
Terdapat pusat (pengendali tata surya atau jagat raya)
Bintang ditempatkan pada bagian paling luar sphere
Sepakat terdapat satu bola langit
Bulan adalah satelit bumi sehingga pasti beredar mengelilingi bumi
Bentuk orbit berupa lingkaran.
5.
Galileo Galilei (1564-1642 M)
Merupakan
tokoh penemu teropong (teleskop) pada tahun 1609, serta orang pertama
yang menemukan hukum “jatuh bebas”. Ia berpendapat bahwa bumi
berbentuk bulat, dan bukan merupakan pusat alam semesta. Keterangan
Galilei ditentang oleh gereja, dan baru pada tahun 1965 namanya
direhabilitasi.