Dispersi
adalah peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi
komponen- komponennya karena pembiasan. Komponen- komponen warna yang
terbentuk yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Dispersi terjadi akibat adanya perbedaan deviasi untuk setiap panjang
gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-masing
gelombang pada saat melewati medium pembias.
|
Dispersi sinar putih oleh prisma. |
1.
Pembiasan Cahaya pada Prisma
Prisma
adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi
oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu yang
berfungsi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya.
Permukaan ini disebut bidang pembias, dan sudut yang dibentuk oleh
kedua bidang pembias disebut sudut pembias ( β ).
Cahaya
yang melalui prisma akan mengalami dua kali pembiasan, yaitu saat
memasuki prisma dan meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula- mula
dan sinar bias akhir diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di
suatu titik dan membentuk sudut yang disebut sudut deviasi. Jadi,
sudut deviasi ( δ ) adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan
sinar datang mula-mula dengan sinar yang meniggalkan bidang pembias
atau pemantul.
|
Sudut deviasi pada pembiasan prisma. |
Pada
segiempat ABCE berlaku hubungan:
β +
∠ABC = 180o
Pada
segitiga ABC berlaku hubungan:
r1
+ i2 + ∠ABC = 180o
sehingga
diperoleh hubungan:
β +
∠ABC = r1 + i2 + ∠ABC
β =
r1 + 2
(1.0)
dengan:
β
= sudut pembias prisma
i2
= sudut datang pada permukaan 2
r1
= sudut bias pada permukaan 1
Pada
segitiga ACD, ∠ADC + ∠CAD + ∠ACD = 180o dengan ∠CAD
= i1 – r1 dan ∠ACD = r2 – i2,
sehingga berlaku hubungan:
∠ADC
+ (i1 – r1 ) + (r2 – i2)
= 180o
∠ADC
= 180o + (r1 + i2) – (i1
+ r2)
Jadi,
sudut deviasi ( δ ) adalah:
δ =
180o – ∠ADC
=
180o – [180o + (r1 + i2)
– (i1 + r2 )]
=
(i1 + r2 ) – (r1 + i 2)
Diketahui
β = r1 + i2 (persamaan (1.0)), maka besar
sudut deviasi yang terjadi pada prisma adalah:
δ =
(i1 + r2 ) – β
(1.1)
dengan:
δ =
sudut deviasi
i1
= sudut datang mula-mula
r2
= sudut bias kedua
β =
sudut pembias
Sudut
deviasi berharga minimum ( δ = 0) jika sudut datang pertama (i1
) sama dengan sudut bias kedua (r2 ). Secara
matematis dapat dituliskan syarat terjadinya deviasi minimum ( δm
) adalah i1 = r2 dan r1 = i2,
sehingga persamaan (1.0) dapat dituliskan kembali dalam bentuk:
δm
= (i1 + i1 ) – β
= 2i1 – β
(1.2)
Selain
itu, deviasi minimum juga bisa terjadi jika r1 = i2
, maka dari persaman (1.0) diperoleh:
β =
r1 + r1 = 2r1
(1.3)
Bila
dihubungkan dengan Hukum Snellius diperoleh:
n1
.sin i1 = n2 .sin r1
Masukkan
i1 dari persamaan (1.2) dan r 1 dari persamaan (1.3)
sehingga:
(1.4)
Untuk
sudut pembias yang kecil (β < 15o ):
(1.5)
Jika
n1 = udara, maka n1 = 1, sehingga persamaan di
atas menjadi:
δm
= (n2 - 1 )β
dengan:
n1
= indeks bias medium
n2
= indeks bias prisma
β =
sudut pembias (puncak) prisma
δm
= sudut deviasi minimum
2.
Sudut Dispersi
Sudut
dispersi merupakan sudut yang dibentuk antara deviasi sinar satu
dengan sinar lain pada peristiwa dispersi (penguraian cahaya). Sudut
ini merupakan selisih deviasi antara sinar-sinar yang bersangkutan.
Jika
sinar-sinar polikromatik diarahkan pada prisma, maka akan terjadi
penguraian warna (sinar monokromatik) yang masing- masing sinar
mempunyai deviasi tertentu.
|
Dispersi sinar merah terhadap sinar ungu. |
Selisih
sudut deviasi antara dua sinar adalah sudut dispersi, φ . Sebagai
contoh, pada Gambar diatas dapat dinyatakan:
deviasi
sinar merah δm
= (nm
− 1)β
deviasi
sinar ungu δu
= (nu
− 1)β
Dengan
demikian, dispersi sinar merah terhadap ungu sebesar:
φ =
δ u − δ m
(1.6)
=
(n u – 1) β – (n m – 1) β
φ =
(n u – n m ) β
(1.7)
dengan:
φ =
sudut dispersi
nu
= indeks bias warna ungu
nm
= indeks bias warna merah
β =
sudut pembias prisma
Demikianlah materi tentang Dispersi Gelombang Cahaya ini saya sampaikan, semoga bermanfaat ...