Perhatikan
hewan ruminansia, misalnya sapi, kerbau pada Gambar Hewan Ruminansia
dibawah yang berukuran lebih besar daripada manusia. Apa yang Anda
bayangkan dari organ pencernaannya? Samakah dengan pencernaan pada
manusia? Perhatikan pula bagaimana cara sapi makan, gerakan
rahangnya, giginya, dan cara mengunyahnya! Jelas terdapat banyak
perbedaan dengan manusia bukan? Cobalah Anda sebutkan
perbedaan-perbedaan itu! Agar lebih jelas dengan sistem pencernaan
ruminansia, pelajarilah materi berikut ini dengan baik!
|
Ruminansia |
Hewan
ruminansia seperti sapi dan kerbau mempunyai pencernaan yang agak
berbeda dengan manusia. Pada bagian mulutnya, hewan ini memiliki
rahang yang besar sehingga gigi-gigi gerahamnya berukuran besar-
besar dan lebar. Sesuai dengan makanannya berupa tumbuhan yang banyak
mengandung selulosa dan bersifat lebih keras, gigi geraham ini
berfungsi untuk mencabik dan menggilas makanannya supaya hancur.
Sedangkan gigi seri berukuran besar dan lebar berbentuk pahat
berfungsi untuk memotong dan mencabik makanan serta untuk memperkecil
ukurannya agar mudah dikunyah.
Kelenjar
ludah di dalam mulut mensekresikan air liur dalam jumlah sangat
banyak dan mengandung natrium bikarbonat sehingga dapat membasahi
makanan dan menjaga kondisi rumen (lambung) selalu lembap. Natrium
bikarbonat memberikan suasana basa pada makanan, yaitu memiliki pH
kurang dari 8,5.
Jika
kita perhatikan sapi saat makan, terlihat seolah-olah sapi melakukan
gerakan mengunyah secara terus-menerus. Mengapa bisa terjadi seperti
itu? Ternyata sapi sering memuntahkan kembali makanan dari bagian
lambung, yaitu retikula rumen (rumen dan retikulum) ke mulut untuk
dikunyah kembali. Tujuannya untuk menghaluskan makanan yang masih
kasar, kemudian ditelan kembali. Karena peristiwa inilah sapi disebut
hewan ruminansia.
Lambung
ruminansia dapat dibedakan menjadi bagian depan dengan ukuran yang
besar, yaitu rumen, retikulum, dan omasum serta bagian yang berada di
belakang dengan ukuran lebih kecil yang disebut abomasums. Lihatlah
strukturnya pada Gambar Lambung Sapi dibawah!
|
Lambung sapi |
Makanan
yang sudah dihancurkan di dalam mulut dicampur dengan air liur dan
ditelan melalui kerongkongan (esophagus) masuk lambung, yaitu pada
bagian retikulo-rumen. Di dalam retikulo-rumen ini makanan dicerna
menjadi bubur dengan gerakan mengaduk dari kontraksi otot dinding
retikulo-rumen. Setelah itu, makanan dimuntahkan kembali melewati
kerongkongan masuk ke dalam mulut untuk dikunyah kembali.
Selanjutnya, makanan turun kembali ke rumen. Di dalam retikulo-rumen
terdapat bakteri anaerob dan Protozoa dengan konsentrasi
masing-masing kurang lebih 109 tiap cc dan 106
setiap cc dari isi rumen. Aktivitas bakteri dan Protozoa ini adalah
untuk menfermentasikan makanan di retikulo-rumen. Selulosa diubah
menjadi selobiosa dan kemudian diubah menjadi glukosa-1-fosfat.
Makanan
kemudian masuk ke dalam omasum, dan diteruskan ke abomasum yang
merupakan lambung sebenarnya. Di dalam abomasum terdapat getah
lambung yang berfungsi untuk mencerna makanan.
Dari
abomasum, makanan masuk ke dalam usus. Seperti terlihat pada Gambar
Pencernaan Pada Sapi dibawah. Usus ruminansia berukuran lebih panjang
daripada hewan Pencernaan pada sapi lain yang ukuran tubuhnya sama.
Hal ini disebabkan karena makanan dicerna dengan bantuan bakteri
dalam waktu yang agak lama di dalam usus dan dicerna sedikit demi
sedikit. Bakteri-bakteri ini melakukan fermentasi selulosa dan
membebaskan isi sel tumbuhan sehingga mudah dicerna. Pati dicerna
oleh amilase bakteri dan protozoa menjadi maltosa dan isomaltosa.
Oleh maltase diubah menjadi glukosa dan glukosa-6-fosfat. Sukrosa
diubah menjadi fruktosa dan glukosa oleh sukrase bakteri dalam
protozoa. Dari hal ini sehingga kita tidak heran lagi bahwa makanan
ruminansia berasal dari rumput yang keras dinding selnya.
|
Pencernaan pada sapi |
Selulosa
tidak tercerna oleh enzim-enzin pencernaan, tetapi dapat tercerna
oleh bakteri dan Protozoa. Selain itu bakteri dapat menghasilkan
vitamin terutama vitamin B.