Pada
saat periode yang sama Mendel menyelidiki pewarisan, ia juga
menyilangkan tanaman ercis yang berbeda dalam dua sifat, persilangan
ini dinamakan persilangan dihibrid. Mendel menyilangkan varietas
ercis berbiji bulat berwarna kuning dengan varietes ercis berbiji
keriput berwarna hijau.
Keturunan
pertama (F1) menghasilkan keturunan berbiji bulat warna kuning.
Kemudian Mendel menyilangkan antara F1 yang menghasilkan keturunan F2
sebagai berikut :
315
varietas ercis berbiji bulat kuning
101
varietas ercis berbiji keriput kuning
108
varietas ercis berbiji bulat hijau
32
varietas ercis berbiji keriput hijau
Jika
kita amati perbandingan antara tanaman tersebut yaitu perbandingan
antara tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau: keriput
hijau = 9 : 3 : 3 : 1. Untuk lebih jelasnya lihat dan amati diagram
berikut ini.
Coba
Anda perhatikan hasilnya!
Pada nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 dihasilkan tanaman varietas
ercis berbiji bulat kuning yang jumlahnya ada 9.
Pada nomor : 6, 8, 14 dihasilkan tanaman varietas ercis berbiji
bulat hijau yang berjumlah 3.
Pada nomor : 11, 12, 15 dihasilkan tanaman varietas ercis keriput
kuning yang berjumlah 3.
Pada nomor : 16 dihasilkan tanaman varietas ercis berbiji keriput
hijau yang berjumlah 1.
Sehingga
perbandingannya menghasilkan bulat kuning : bulat hijau : keriput
kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1.
Coba
Anda perhatikan pada kotak nomor 1, 6, 11, dan 16! Kotak-kotak itu
merupakan tanaman homozigot, yaitu BBKK, BBkk, bbKK, dan bbkk, dan
untuk kotak nomor yang lain adalah heterozigot, coba Anda sebutkan!
Perhatikan kotak nomor 6, yaitu varietas ercis berbiji bulat hijau
dengan nomor 11 yaitu varietas ercis berbiji keriput kuning. Kedua
individu tersebut mempunyai genotipe yang tidak dimiliki oleh kedua
induknya, sehingga individu tersebut disebut sebagai individu baru
(bastar konstan). Individu tersebut memiliki genotipe yang homozigot
dan sifat itu muncul akibat perpaduan sifat kedua induknya.
Jika
diperhatikan dan diamati, gen yang telah terpisah tersebut akan
bergabung dengan gen dari induk lain pada saat perkawinan.
Penggabungan tersebut terjadi secara acak dan bebas. Pada perkawinan
ini tampak jelas bahwa gen-gen dapat berpasangan membentuk kombinasi
yang beragam. Maka hal tersebut dikenal dengan Hukum II Mendel atau
Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas (The Law Independent Assortment
of Genes). Hal tersebut dituangkan dalam Hukum II Mendel yang
berbunyi
“Bila
individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau
lebih, maka akan diturunkan sifat yang sepasang tak tergantung dari
pasangan sifat yang lain”
Setelah
Anda memahami pelajaran ini, coba pikirkan, jika terjadi perkawinan
antara orang Jawa yang berambut lurus, mempunyai kulit sawo matang
dengan orang Flores yang berambut keriting, berkulit hitam. Bagaimana
kemungkinan keturunannya? Apakah mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan kedua orang tuanya?.