• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Daftar Isi

Ilmu Sains

Media Pembelajaran Ilmu Sains | Biologi, Fisika, Geografi, Kimia, dan Matematika

  • Home
  • Biologi
  • Fisika
  • Kimia
  • Geografi
  • Matematika
  • Makalah
  • Berita
  • Ilmuan
Home » biologi » kelas 11 » manusia » materi » pencernaan » Penjelasan Mengenai Usus Halus sebagai Sistem Pencernaan Manusia

Penjelasan Mengenai Usus Halus sebagai Sistem Pencernaan Manusia

garismasuk
Add Comment
biologi, kelas 11, manusia, materi, pencernaan
Jumat, 09 Januari 2015
Saluran pencernaan makanan yang paling panjang dengan panjang kurang lebih 6,5 meter dan lebar kurang lebih 25 milimeter adalah usus halus. Permukaan dindingnya berjonjot sehingga terlihat seperti lekukan-lekukan. Hal inilah yang menyebabkan permukaannya menjadi luas. Pencernaan di dalam usus halus berlangsung secara kimiawi atau enzimatis. Usus halus terletak di atas pinggang dan meliputi 3 bagian. Bagian tersebut dapat Anda lihat pada Gambar berikut!

Usus halus dan bagian-bagiannnya
Usus halus dan bagian-bagiannnya

1. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)

Usus dua belas jari berukuran panjang kurang lebih 25 sentimeter. Makanan dari lambung bersifat asam, kemudian masuk ke usus dua belas jari. Sifat asam ini akan merangsang dinding usus untuk mensekresikan hormon-hormon berikut.

a) Hormon sekretin
Yaitu Hormon yang berfungsi untuk merangsang getah pankreas yang terdiri atas enzim-enzim berikut.
  1. Tripsin, berfungsi menyederhanakan protein dan pepton.
  2. Amilase, berfungsi mengubah zat tepung menjadi maltosa.
  3. Lipase, berfungsi menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Getah pankreas mengandung NaHCO3 yang menyebabkan makanan bersifat basa. Selain itu, getah pankreas mengeluarkan hormon insulin yang berfungsi menjaga kadar gula darah agar tetap normal.

b) Hormon kolesistokinin
Yaitu Hormon yang berfungsi untuk merangsang empedu. Getah empedu dibuat di dalam hati dan disimpan di dalam kantong empedu. Getah empedu mengandung zat warna empedu yang disebut dengan bilirubin dan garam empedu, yaitu natrium glukolat. Getah empedu berfungsi antara lain seperti berikut.
  1. Mengemulsikan lemak.
    Hasil emulsi ini adalah gliserol dan asam lemak. Lemak hanya bisa dicerna apabila sudah bercampur dan bereaksi dengan getah empedu terlebih dahulu.
  2. Mempengaruhi penyerapan vitamin K.

2. Usus Kosong (Jejenum)

Disebut usus kosong karena pada orang yang sudah meninggal, usus ini tidak ada isinya atau kosong. Dinding usus ini mempunyai kelenjar liberkuhn yang dapat mengeluarkan getah usus, antara lain sebagai berikut.
  1. Erepsinogen yang kemudian diaktifkan oleh enterokinase menjadi erepsin yang berfungsi untuk mengubah dipeptida menjadi asam amino.
  2. Maltase yang befungsi untuk mengubah maltosa menjadi glukosa.
  3. Sakarase yang berfungsi untuk mengubah sakarosa menjadi glukosa dan fruktosa.
  4. Laktase yang berfungsi untuk laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
  5. Lipase yang berfungsi untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Makanan yang masuk ke dalam usus ini mendapat perlakuan dari getah-getah usus seperti di atas. Pada usus kosong ini lengkap sudah perlakuan terhadap makanan. Pemecahan amilum, protein, dan lemak sehingga menghasilkan komponen-komponen yang paling kecil.

Dari usus dua belas jari dan usus kosong, makanan dicernakan dalam bentuk yang paling halus, antara lain:
  1. protein menjadi asam amino;
  2. karbohidrat menjadi monosakarida;
  3. lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Komponen makanan yang halus tersebut akan didorong masuk ke dalam usus penyerapan (ileum). Selanjutnya, akan ada perlakuan terhadap komponen-komponen tersebut di dalam usus penyerapan/ileum.

3. Usus Penyerapan (Ileum)

a) Struktur Usus Penyerapan
1) Dinding Usus Halus
Dinding usus halus tersusun dari 4 bagian, yaitu:
  1. Dinding lapisan luar
    Dinding lapisan luar usus halus berupa membran serosa, yaitu lapisan yang membalut usus dengan erat.
  2. Dinding lapisan berotot
    Dinding lapisan berotot terdiri atas dua lapisan serabut. Lapisan luar terdiri atas serabut longitudinal dan di bawahnya ada lapisan tebal terdiri atas serabut sirkuler. Di antara kedua lapisan serabut berotot ini terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfa.
  3. Dinding submukosa
    Dinding submukosa terdapat otot sirkuler dan lapisan yang terdalam yang merupakan perbatasannya. Dinding submukosa ini terdiri atas jaringan areolar yang berisi banyak pembuluh darah, saluran limfa, dan fleksus saraf yang disebut fleksus Meissner.
  4. Dinding mukosa dalam
    Dinding mukosa dalam disusun berupa kerutan tetap seperti jala yang memberi kesan anyaman halus. Lapisan ini menambah luasnya permukaan sekresi dan penyerapan. Lapisan mukosa ini berisi banyak lipatan lieberkuhn yang merupakan kelenjar sederhana yang diselaputi epitelium silindris.

Pada permukaan villi terdapat tonjolan-tonjolan yang disebut dengan mikrovilus. Terdapat kurang lebih 5000 mikrovilus yang menutupi pada villi. Di dalam usus ini terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut dengan villi usus. Adanya villi usus ini menyebabkan permukaan usus menjadi luas yang dapat Villi pada usus penyerapan mengoptimalkan penyerapan makanan. Struktur ileum dapat Anda perhatikan pada Gambar berikut!

Villi pada usus penyerapan
Villi pada usus penyerapan

2) Getah Usus Halus
Getah usus disekresikan oleh sel usus, setiap harinya ± 2000 cc. Getah usus berwarna kuning jernih dan memiliki pH 7,6. Enzim-enzim yang terdapat dalam getah usus antara lain enzim maltase, peptidase, sukrase, enterokinase, dan ribonuklease. Sekresi getah usus ini dikendalikan oleh refleks saraf otonom, hormon kolesitokinin dan sekretin.

Di dalam usus halus dihasilkan getah yang menyempurnakan pencernaan semua makanan. Getah-getah tersebut, antara lain:
  1. Erepsin yang digunakan untuk menyempurnakan pencernaan protein yang telah diubah, yaitu polipeptida dijadikan sebagai asam amino.
  2. Enterokinase untuk menggiatkan enzim proteolitik yang berasal dari getah pankreas.
  3. Maltase untuk mengubah maltosa menjadi dekstrose.
  4. Laktase untuk mengubah laktosa menjadi glukosa dan mengubah galaktosa menjadi glukosa di dalam hati.
  5. Intertase bekerja atas gula.

b) Fungsi Usus Penyerapan
Di dalam usus ini, makanan tidak dilakukan pemecahan lagi, melainkan diserap oleh dinding usus masuk peredaran darah yang kemudian dapat digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Glukosa diserap oleh dinding usus masuk ke darah. Di dalam darah glukosa diubah ke dalam bentuk glikogen oleh hormon insulin yang kemudian disimpan di dalam otot dan hati. Apabila tubuh kembali membutuhkan glukosa, maka glikogen dapat diubah kembali oleh hormon adrenalin menjadi glukosa lagi.

Protein diserap oleh dinding usus dalam bentuk asam amino, yang kemudian menuju darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Di dalam hati, asam amino ini dipecah dan menghasilkan amoniak yang kemudian bereaksi dengan asam amino ornithin dan CO2 membentuk asam amino sitrulin. Selanjutnya, bereaksi dengan amoniak membentuk arginin dan terakhir akan diubah menjadi asam amino arnithin dan ureum. Ureum ini merupakan zat sisa yang harus dibuang lewat urine. Lemak diserap oleh usus dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Gliserol akan terserap langsung, tetapi asam lemak masih bereaksi dengan garam empedu dan garam karbonat.

Tweet

0 Tanggapan untuk "Penjelasan Mengenai Usus Halus sebagai Sistem Pencernaan Manusia"

Komentar Anda ...?

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kami Juga ada di Facebook

Sains Mini

Materi Pilihan

  • Materi Pipa organa Tertutup dan Terbuka beserta Contoh Soal
  • Sejarah Superkonduktor, Teori dan Sifat-sifatnya
  • Manfaat keanekaragaman hayati Indonesia
  • Penjelasan tentang Unsur-unsur Peta
  • Simpangan, Kecepatan, dan Percepatan pada Pegas
Diberdayakan oleh Blogger.

Saran Materi

Kategori

fisika (169) manusia (50) astronomi (23) iklim (17) tumbuhan (17) kingdom animalia (14) energi (12) hidrosfer (11) sel (11) cuaca (9) pencernaan (9) darah (7) hewan (7) penyakit (7) pernapasan (6) metabolisme (5) organ (5) peta (5) jaringan (4) tulang (4) indra (3) atmosfer (2) ekosistem (2) tata surya (2) teknologi (2) SIG (1) budaya (1) bumi (1) hormon (1) jantung (1) otot (1) respirasi (1) saraf (1)
Copyright 2014 Ilmu Sains - All Rights Reserved Biologi Indonesia - Powered by Blogger