• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Daftar Isi

Ilmu Sains

Media Pembelajaran Ilmu Sains | Biologi, Fisika, Geografi, Kimia, dan Matematika

  • Home
  • Biologi
  • Fisika
  • Kimia
  • Geografi
  • Matematika
  • Makalah
  • Berita
  • Ilmuan
Home » artikel » fisika » Cara Aman Berkendara menurut Ilmu Fisika

Cara Aman Berkendara menurut Ilmu Fisika

garismasuk
Add Comment
artikel, fisika
Jumat, 24 Juli 2015
Pada suatu hari, terjadi tabrakan antara truk dan bus di jalan tol Jakarta-Cikampek. Tabrakan bermula karena truk yang melaju dari arah Cikampek menuju Jakarta tiba-tiba membelok ke kanan, melintasi median jalan, dan masuk ke jalur tol arah Jakarta menuju Cikampek. Sementara itu, bus yang sedang melaju cepat ke arah Cikampek tidak dapat menghindari truk yang tiba-tiba muncul di hadapannya, dan tabrakan pun terjadi. Diduga kuat sopir truk mengantuk dan tanpa sadar membanting setir ke kanan sehingga truk masuk ke jalur arah berlawanan.

Ada dua hal yang dapat dipelajari dari tabrakan yang menewaskan sembilan orang dan menciderai 10 orang ini. Pertama, jangan mengemudikan kendaraan dalam keadaan mengantuk. Berhentilah di tempat peristirahatan yang telah disediakan, dan beristirahatlah. Namun, jika sudah terlalu mengantuk, berhentilah di bahu jalan, nyalakan lampu hazard, dan beristirahatlah. Kedua, manusia memiliki keterbatasan dalam mengantisipasi sesuatu yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

Kodratnya sebagai makhluk pejalan kaki, manusia hanya mampu mengantisipasi sesuatu yang tiba-tiba muncul di hadapannya jika ia bergerak di bawah 10 km/jam. Jika bergerak di atas itu, ia tidak bisa menghindar. Kemampuan ini berhubungan dengan kecepatan manusia dalam bereaksi. Umumnya manusia memerlukan 0,8 sampai 1 detik untuk bereaksi. Jika seseorang melajukan kendaran dengan kelajuan 50 km/jam, maka waktu 1 detik untuk bereaksi itu sama dengan 14 meter (dibulatkan). Sebab, 50 km/jam sama dengan 14 m/s. Dan mobil yang melaju 50 km/jam memerlukan 14 m untuk sepenuhnya berhenti. Jadi, jarak total yang diperlukan untuk sepenuhnya berhenti adalah 28 m. Pada kecepatan sebesar 90 km/jam, total jarak yang diperlukan 70 m. Sedangkan pada kelajuan 130 km/jam, total jarak yang diperlukan 129 m.


Kebiasaan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi tidak menjadikan seseorang bisa mengatasi kodratnya sebagai makhluk pejalan kaki. Bahkan, seorang pembalap F1 sekelas Michael Schumacher pun tidak bisa menghindar saat mobil F1 yang berada di depannya berhenti atau mengurangi kecepatan secara tiba-tiba. Oleh karena itu, saat memacu mobil dengan kecepatan tinggi (di atas 80 km/jam), seorang pengemudi harus memusatkan seluruh perhatiannya ke jalan. Memusatkan seluruh perhatian ke jalan, termasuk memperhatikan gerak-gerik kendaraan yang datang dari arah berlawanan, sulit dilakukan jika mobil dipacu dengan kecepatan tinggi. Hal ini disebabkan sudut pandang pengemudi menyempit seiring dengan meningkatnya kecepatan. Pada kecepatan sebesar 40 km/jam sudut pandang pengemudi 100°, 70 km/jam menjadi 75°, 100 km/jam menjadi 45°, dan pada kecepatan 130 km/jam menjadi 30°.

Sayangnya, dalam kehidupan sehari-hari jarang ada kendaraan yang melaju dijalan dengan menjaga jarak aman. Pada umumnya, jarak antar-kendaraan 3 sampai 4 meter saja. Bahkan juga saat mobil dipacu di atas 80 km/jam. Selain itu, jarang pengemudi yang memperhatikan kondisi fisiknya. Meskipun mengantuk, lelah, atau mengonsumsi obat yang menyebabkan kantuk, mereka tetap memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Itulah sebabnya, saat dijalan ada kendaraan yang mengerem mendadak, lansung terjadi tabrakan beruntun.


Berdasarkan studi yang dilakukan diberbagai negara, diketahui bahwa 80% dari kecelakaan di jalan raya karena kesalahan pengemudi (human error). Sisanya terjadi karena hal-hal lain seperti pengemudi kendaraan lain, ban pecah, rem blong, atau jalan jelek. Oleh karena itu, periksalah kendaraan Anda saat akan melakukan perjalanan jauh dan jagalah fisik Anda agar tetap dalam kondisi prima.

Demikianlah artikel tentang Cara Aman Berkendara ini saya sampaikan, semoga bermanfaat, selamat berkendara dan hati-hati dijalan ... :)

Tweet

0 Tanggapan untuk "Cara Aman Berkendara menurut Ilmu Fisika"

Komentar Anda ...?

← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kami Juga ada di Facebook

Sains Mini

Materi Pilihan

  • Materi Pipa organa Tertutup dan Terbuka beserta Contoh Soal
  • Sejarah Superkonduktor, Teori dan Sifat-sifatnya
  • Penjelasan Reaktor Nuklir Bagian Beserta Fungsinya
  • Penjelasan tentang Bentuk Orbital pada Atom
  • Penjelasan mengenai 6 Sifat Gelombang
Diberdayakan oleh Blogger.

Saran Materi

Kategori

fisika (169) manusia (50) astronomi (23) iklim (17) tumbuhan (17) kingdom animalia (14) energi (12) hidrosfer (11) sel (11) cuaca (9) pencernaan (9) darah (7) hewan (7) penyakit (7) pernapasan (6) metabolisme (5) organ (5) peta (5) jaringan (4) tulang (4) indra (3) atmosfer (2) ekosistem (2) tata surya (2) teknologi (2) SIG (1) budaya (1) bumi (1) hormon (1) jantung (1) otot (1) respirasi (1) saraf (1)
Copyright 2014 Ilmu Sains - All Rights Reserved Biologi Indonesia - Powered by Blogger